Pakar Hukum Pidana Duga Pembunuhan Balita Dalam Kasus Serial Killer Wowon CS Terkait Pesugihan

Kriminolog UI, Adrianus Meliala mengatakan, satu dari sembilan korban pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjuar adalah anak berusia dua tahun.

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala mengatakan, satu dari sembilan korban pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjuar adalah anak berusia dua tahun. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala mengatakan, satu dari sembilan korban pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjuar adalah anak berusia dua tahun.

Karena itu, ia menilai anak berusia dua tahun itu diduga dihabisi karena persugihan. Artinya, motifnya berbeda dengan lama korban lainnya.

"Dari segi motif, di Cianjur tutup mulut untuk janji, di Bekasi untuk membungkam yang tahu," katanya seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (22/1/2023).

Baca juga: Ngeri Sekali Duloh, Bunuh 8 Orang Dalam Kasus Pembunuhan Berantai, Berikut Nama-nama Korbannya

Jika dilihat dari dua motif yang ada, Adrianus menilai korban anak-anak tidak memiliki urgensi untuk dihabisi.

"Itulah kenapa ada korbannya anak-anak sebagai tumbal bagi meningkatnya daya supranatural mereka," ujarnya.

Lebih lanjut ia bilang konsep tumbal persugihan itu atas kasus serial Killer Wowon CS dengan para korban masih keluarga dekat.

"Konsepsi tumbal, yang ditumbalkan bukanlah harga tidak berhaga, tapi harga paling berharga. Dalam konsepsi kita kan keluarga ini harta berharga, begitu halnya korban yang lain," katanya.

Selain itu, ia menambahkan, motif pesugihan menjadi motif dari kasus pembunuhan berantai Wowon CS.

"Saya ingin eksplorasi nanti, kalau fakta terungkap lagi. Sebenarnya, faktor mendesak seperti apa sih, keluarga dekatnya sendiri harus dibunuh dengan cara itu?" ujarnya.

"Misalnya, kalau keluarga tahu perbuatan 3 tersangka ini di Cianjur (lakukan rentetan pembunuhan) kan bisa diomongin, diajak konglikong atau ya apa namanya dibanding dibunuh," tambahnya.

"Jangan-jangan faktor kemendesakan itu tidak ada. Lebih ke upaya lebih kuat pesugihan," katanya.

"Sehingga bayangan betapa egosentriknya orang ini. Jika hanya peduli diri sendiri, nyawa orang lain pun dianggap oke untuk dihabisi," terangnya.

"Berdasarkan cerita-cerita (soal pesugihan), harus pergi ke hutan, mengubur diri sampai ke leher, ada yang harus memakan darah apa. Jadi yang ini, harus tumbalkan keluarganya sendiri oleh Wowon cs," jelas Adrianus Meliala.

Bukti lain, adalah ditemukannya sejumlah jimat di rumah tersangka jadi alasan kuat motif pesugihan di serial killer ini.

"Seperti ditemukan di rumah solihin, ditemukan jimat dan benda yang mengarah pada pesugihan. Tiga orang ini percaya pada hal-hal itu," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved