Para Siswa di Tangerang Merasa Skema Baru Masuk PTN Semakin Sulit, Berikut Unek-uneknya
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) resmi berganti.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNTANGERANG.COM - Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) pada 2023 ada perubahan skema.
Perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi negeri ini resmi ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendukbudristek) Nomor 48 diterbitkan.
Jadi, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) resmi berganti.
Baca juga: Profil Reza Abdul Jabbar, Suami Peggy Melati Sukma, Saudagar di New Zealand Kelahiran Pontianak
Kini namanya Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Dan, jalur mandiri disebut Seleksi Secara Mandiri oleh PTN.
Perubahan itu mendapat berbagai tanggapan dari pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri.
Terkhusus jalur SNBT yang memiliki kuota paling banyak dari dua jalur tersebut.
"Menurut saya SNBT ini justru membuat kami pelajar merasa kesulitan karena biasanya menteri tes untuk masuk perguruan tinggi negeri adalah hal-hal yang selama ini dipelajari di sekolah. Tapi sekarang justru malam soal TPS yang keluar," ujar Metta Suryani, siswi SMAN 4 Kabupaten Tangerang.
Pada sistem SNBT materi yang akan menjadi pembahasan di antaranya Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi.
Tes Potensi Skolastik merupakan tes yang didesain untuk menguji kemampuan berpikir. Agar calon mahasiswa dapat berhasil dalam pendidikan formal khususnya pendidikan tinggi.
Selain itu, ia juga merasa khawatir dengan penerapan tes SNBT yang menggunakan tes terstandar berbasis komputer.
Sebab pelaksanaan tes berbasis komputer tersebut membutuhkan koneksi internet yang cepat, guna kelancaran dalam mengerjalan soal-soal.
"Kekhawatiran lain saya mengikuti SNBT itu adalah jaringan internet yang harus lancar. Sebab kalau sempat jaringan internet lambat, otomatis fokus kita dalam mengerjakan soal itu hilang, karena sudah panik atau bahkan stres duluan mikirin koneksi internet," katanya.
Pernyataan serupa disampaikan Ibnu Qodir, siswa kelas 12 MAN 2 Tangerang. Ia bilang sistem SNBT berbasis komputer justru membuat peserta menjadi sulit mengerjakan materi tes.
Sebab tes SNBT yang berbasis komputer menuntut peserta harus menyelesaikan soal materi tes secara beruntut satu persatu.
Sehingga, akan membaut waktu terbuang apabila peserta fokus pada satu soal yang sulit.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.