Jakarta

Tanggapan PT TransJakarta Kasus Pelecehan Seksual Perempuan dalam Bus TransJakarta

Apriastini Bakti Bugiansri mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual terhadap penumpang bus telah diserahkan ke polisi.

Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Intan UngalingDian
Wartakotalive.com/Joko Supriyanto
Ilustrasi bus TransJakarta. Pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan terjadi di bus TransJakarta, Senin (20/2/2023) malam. Pelaku pelecehan seksual ini telah ditangkap. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menanggapi kasus pelecehan seksual yang terjadi pada seorang penumpang perempuan.

Peristiwa pelecehan perempuan itu terjadi di dalam bus TransJakarta, Senin (20/2/2023).

Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual terhadap penumpang bus telah diserahkan ke polisi.

"Kami sudah menindaklanjuti kejadian tersebut, dan menyerahkan kepada pihak berwenang," ujar Apriastini berdasarkan keterangan persnya, Selasa (21/2/2023).

Apriastini menambahkan, pelaku pelecehan seksual juga sudah diamankan polisi.

Lantas, dia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi keberanian korban, serta petugas TransJakarta yang siap siaga saat kejadian.

Dia menilai, petugas TransJakarta telah sigap dalam menyikapi setiap kejahatan di lingkungan layanan Transjakarta, termasuk pelecehan seksual.

"Dengan ini, kami menolak dan mengecam keras adanya tindakan pelecehan seksual tersebut," ujar Apriastini.

Siapapun pelakunya, kata dia, harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

Selanjutnya, PT Transjakarta menyerahkan sepenuhnya kasus pelecehan seksual tersebut kepada kepolisian.

Baca juga: Agar Kasus Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta Tak Terulang, Petugas Keamanan Ditambah

Baca juga: Pelaku Pelecehan Seksual di Bus TransJakarta Rute Monas-Pulo Gadung Pekerja Harian Lepas

Pekerja harian lepas

Pelaku pelecehan seksual terjadi di dalam bus Transjakarta rute Monas-Pulo Gadung, telah diamankan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, pelaku pelecehan seksual itu bernama Mufarok (56), bukan anggota Polri.

Pelaku pelecehan seksual, kata Trunoyudo, sebagai pekerja harian lepas di pos polisi (pospol) wilayah Tambora, Jakarta Barat.

"Jadi saya tegaskan, pelaku bukan anggota Polri," kata Trunoyudo kemarin.

Dia menjelaskan, kartu JakLingko yang digunakan pelaku untuk naik TransJakarta bukan milik Mufarok.

Kartu JakLingko itu tertulis nama pemilik kartu yang anggota polisi berinisial AS.

Trunoyudo mengatakan, pelaku mendapat kartu itu setelah mengambilnya dari sang pemilik.

"M yang menggunakan akses transportasi umum milik anggota yang telah diambil di meja di pospol Tambora."

"Identitas yang disampaikan medsos (media sosial-Red)itu merupakan milik anggota Polri tersebut namanya AS," katanya Trunoyudo.

Pelecehan seksual terjadi dalam bus TransJakarta rute Monas-Pulo Gadung.

Saat itu, kondisi bus padat saat jam sibuk, banyak penumpang dan tak batas atau jarak antar penumpang.

Korban pelecehan seksual, Haura, melalui akun Twitter pribadinya @everflawless, mengaku bahwa dia menjadi korban pelecehan bus TransJakarta.

Menurut Haura, dia menjadi korban saat pulang kerja, Senin (20/2/2023) malam.

"Saya, Haura, pengguna akun ini dilecehkan oleh laki-laki dengan digesek-gesek alat kelaminnya ke bokong saya," tulisnya dalam Tweet seperti dikutip, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Hakim Percaya Ada Rekayasa Cerita Pelecehan Seksual dan Dendam Putri Candrawathi

Baca juga: Putri Candrawathi Ngaku Jengkel Publik Tak Percaya Soal Pelecehan Seksual yang Dialaminya

Dia menduga,  saat di dalam bus penuh sesak itu ada orang yang sesekali mengarahkan kakinya ke betis Haura.

Kemudian, korban memberi tahu ke seorang perempua yang berdiri di sebelahnya untuk meminta bantuan, apakah dirinya dilecehkan atau bukan.

"Mbak, tolong lihatin laki-laki di belakang saya, dia sengaja ya dekat-dekat? Lihatin saja ya mbak," demikian tulis Haura dalam tulisan di telepon genggam yang ditunjukkan kepada ibu itu.

Selang beberapa saat diperhatikan, ibu itu langsung menarik Haura agar berpindah ke tempat khusus wanita.

Sejak kejadian itu, Haura berpikir untuk menindaklanjuti peristiwa kurang menyenangkan tersebut.

Dia memerhatikan gerak-gerik oknum tersebut hingga pelaku turun dari bus.

 "Akhirnya oknum turun di Halte Rawa Selatan. Saya pun langsung menarik badannya untuk menyudutkan oknum ini," kata Haura.

"Dengan tenaga dan badan saya yang memang memadai untuk melakukan hal ini, saya menahan oknum. Sampai dua pria (baju oranye dan hitam) ikut menahan oknum agar tidak kabur," ujarnya.

Saat oknum tersebut berusaha kabur, dua pria yang ikut membantu mendapat kartu JakLingko yang kemungkinkan milik orang lain, tapi digunakan oknum itu.

"Saya menggunakan kekuatan media sosial untuk menyadarkan para wanita di luar sana yang sekiranya mengalami pelecehan seksual untuk langsung lawan balik," kata Haura.

"Kalau kasus saya, mungkin saya bisa lawan dengan fisik saya. Tapi bisa juga berteriak untuk menyadarkan warga sekitar," ujarnya.

Haura bersyukur banyak orang membantu dirinya.

"Untuk warga yang sekiranya membantu saya tadi. Terima kasih banyak! Stay safe wanita-wanita keren di luar sana," ujar Haura.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved