Ratna Bersyukur Jadi Peserta JKN, Kini Tidak Lagi Bayar Biaya Pengobatan Hingga Puluhan Juta
Ratnawati (51) peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Tangerang mengatakan, sakit tidak mengenal waktu bahkan mengenal usia.
TRIBUNTANGERANG.COM - Ratnawati (51) peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Tangerang mengatakan, sakit tidak mengenal waktu bahkan mengenal usia.
Karena itu, perlu proteksi dini dengan menjadi peserta JKN.
“Sakit itu memang tidak kenal waktu dan usia. Siapa saja bisa merasakan sakit. Seperti cucu saya yang masih kecil sekarang sedang di rawat di rumah sakit. Hati saya sebagai seorang nenek juga hancur melihatnya. Karena ikut kepikiran cucu, kondisi saya sekarang juga kurang sehat karena asam lambung kambuh. Di samping itu, saya cukup lega karena tidak perlu khawatir soal biaya rawat inap cucu di rumah sakit," ujar Ratna melalui rilis yang diterima TribunTangerang.com.
Baca juga: Deni, Pria Paruh Baya Bersyukur Seluruh Biaya Operasi Dijamin oleh BPJS Kesehatan
Ratna merupakan peserta JKN segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD.
Ia dan keluarga sudah terdaftar menjadi peserta JKN sejak tahun 2019.
Dan Ratna merasa sangat bersyukur karena menjadi peserta yang iurannya dibantu pemerintah.
Sebagai peserta, Ratna menilai Pemerintah turut andil dalam menyediakan akses kesehatan bagi peserta yang kurang mampu.
"Kalau saya sangat bersyukur dengan terdaftarnya keluarga sebagai peserta PBI APBD. Melihat kondisi ekonomi keluarga kami juga kurang baik. Suami saya hanya pekerja serabutan dengan penghasilan yang tak menentu. Saya sendiri bantu-bantu suami dengan berjualan kecil-kecilan di rumah. Jadi, amit-amit kalau sakit kita sudah tidak terlalu pusing karena punya Kartu JKN. Alhamdulillah, saya pribadi tidak pernah sakit sampai yang harus dirawat di rumah sakit, paling hanya sakit ringan," katanya.
Ratna juga menambahkan jika Program JKN sangat membantu banyak orang.
Ia bisa membandingkan saat dahulu mengurus pengobatan sang Ibu tanpa adanya JKN.
Dapat dikatakan bahwa dahulu ia sering bolak-balik rumah sakit untuk menemani sang Ibu.
Tentunya dengan biaya yang tidak sedikit harus dipersiapkan oleh Ratna dan keluarga.
Mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang kurang baik, biaya pengobatan yang besar dinilai menjadi beban tersendiri baginya.
"Kalau boleh jujur, disebut rumah sakit saya sudah kenyang. Bolak-balik rumah sakit sudah menjadi keseharian saya waktu menemani Ibu berobat. Apalagi waktu itu tidak pakai JKN. Seingat saya kurang lebih dua puluh juta rupiah untuk biaya pengobatan Ibu saya. Saya dan keluarga berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan biaya pengobatannya. Jadi, sekarang saya sangat bersyukur sudah ada JKN. Kalau sakit tidak takut lagi soal biaya untuk berobat," ujarnya.
Seringkali Ratna mendengar ucapan orang-orang di sekitarnya yang masih belum sadar akan pentingnya JKN.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.