Pemilu

Prabowo Subianto Selalu Dikaitkan Dengan Isu HAM, Sekjen Gerindra: Isu Lama Diproduksi Lagi

Sekertaris Jendral Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengaku tidak terusik dengan isu HAM yang menyerang Prabowo jelang Pilpres.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Joko Supriyanto
Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani mengaku tidak terusik dengan isu HAM yang menyerang Prabowo jelang Pilpres. Foto: Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani 

Menurutnya, hal tersebut ia anggap sebagai sebuah risiko sebagai prajurit.
 
Ia menyatakan telah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sebaik-baiknya sesuai dengan sumpah prajurit di mana ia harus mempertaruhkan nyawa berkali-kali untuk republik dan untuk rakyat.

Karena itu, ia mengaku tenang dan tidak menghindarinya.

"Selalu dibilang ini lah itu lah, mau kudeta, ya kan? Dan sebagainya, penculik, pembunuh. Jadi bagaimana ya? Saya mau apakan?" kata Prabowo.

"Dan begini, ini kan demokrasi, kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, ya rakyat nggak usah pilih saya, selesai kan?" sambung dia.

Tim Mawar

Ia pun menjawab tudingan merawat sebagian dari mantan anggota Tim Mawar yang terlibat dalam peristiwa penculikan aktivis pro-demokrasi ketika itu dengan menjadikan mereka pejabat di Kementerian Pertahanan.

Padahal, di satu sisi, sejarah Tim Mawar dinilai sebagai bahan baku serangan publik ke dirinya.

Menjawab hal tersebut, Prabowo mengatakan para mantan anggota Tim Mawar telah diadili melalui proses hukum puluhan tahun lalu.

Sebagian dari mereka, kata Prabowo, masih menjadi tentara ketika menjabat di Kementerian Pertahanan.

Menurut Prabowo, mereka adalah prsajurit-prajurit terbaik.

"Jadi kadang-kadang suatu peristiwa karena perubahan iklim politik, perubahan itu akhirnya disalahtafsirkan, disalahartikan. Kan itu juga bagian daripada politik," kata dia.

"Saya kira ternyata mereka bekerja dengan baik, mereka diterima, dan mereka berprestasi," sambung dia.

Ia pun mengatakan dari versi aparat dan pejabat yang bertugas ketika itu, tindakan tersebut merupakan suatu pencegahan.

Niat mereka ketika itu, kata Prabowo, adalah untuk mengamankan rakyat dan bangsa.

"Saya kira begini ya, kalau anda tahu peristiwa-peristiwa itu, kalau kita bicara lagi peristiwa-peristiwa itu juga ada suatu proses di mana dari versi kita sebagai pejabat, sebagai aparat waktu itu, kalau ada kasus atau ada suatu komplotan, kita harus mencegah itu," kata Prabowo.

"Nah kalau kita mencegah itu dengan kita menahan orang, kemudian pemerintah berubah, itu kan berubah. Tapi bahwa niatnya adalah untuk mengamankan rakyat, bangsa, saya kira itu, dan ini sudah berkali-kali dijelaskan," sambung dia.

 

(Wartakotalive.com/M32/Tribunnews,com/Gita Irawan)

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved