Pilu Seorang Perempuan Curi Telur Demi Buat Makan 3 Anaknya Hingga Bhabinkamtibmas Lakukan Hal Ini

Laporan ReporterTRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Sebuah kisah pilu yang menyentuh hati terjadi di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Seorang ibu tiga anak dengan inisial PL (44) kedapatan mencuri telur pada sebuah minimarket di Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Bhabinkamtibmas Kelurahan Jurang Mangu Barat, Aiptu Samsul Hairudin, yang mendapat laporan kejadian pencurian tersebut, langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) bersama Panit 1 Polsek Pondok Aren Ipda Ferry Prabawa.

PL pun langsung diamankan.

Usai diintrogasi, PL mengaku nekad mencuri telur untuk kebutuhan makan hari ini.

Baca juga: Terpaksa Mencuri Karena Kelaparan, Pemuda di Surabaya Buat Surat Permohonan Maaf ke Kapolri

Usai mendapat alamat PL, yang merupakan warga Pondok Jati Kelurahan Jurang Mangu Barat. 

Samsul langsung berkoordinasi dengan ketua lingkungan.

Diketahui, PL bersuamikan driver ojek online dengan tiga orang anak yang masih bersekolah.

Iba dengan kondisi Ibu tiga anak mencuri telur, Samsul dan Ferry mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan cara damai.

Polisi pun membantu membayarkan telur yang diambil.

Aksi keduanya pun diketahui oleh Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq dan terenyuh dengan kejadian tersebut.

Baca juga: 2 Bulan Dibui, Galuh Firmansyah yang Curi Indomie Karena Kelaparan Berakhir Restorative Justice

Bambang, yang mendapat laporan kejadian tersebut mendukung penuh penyelesaian masalah itu dengan kekeluargaan.

Pihaknya juga meminta dengan hormat pihak minimarket untuk tidak memperpanjang masalah.

"Ibu-ibu mencuri untuk kebutuhan hidup sehari-hari, saya perintahkan Bhabinkamtibmas untuk membelikan Sembako dan telur kepada ibu tersebut," katanya, Senin (18/9/2023).

Bambang lalu mengutip hadits Rasulullah SAW.

Yang dimaksud adalah sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Naim:

 كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا  

Kaadal fakru an yakuuna kufron

“Kemiskinan itu dekat dengan kekufuran.”

Bambang sadar betul terkadang kejahatan terjadi bukan hanya karena memang ada niat jahat dari pelakunya, namun terkadang kebutuhanlah yang mendesak seseorang berbuat demikian, seperti contohnya masalah ekonomi.

"Dari kefakiran atau kemiskinan mendorong orang untuk berbuat kekufuran atau kejahatan," tutupnya. (Raf)