Walau Tergolong Endemis Penyakit Kusta Bisa Disebuhkan dengan Pengobatan Lengkap

penyakit kusta tergolong endemis dan tengah tahap eliminasi saat ini, namun penyakit ini dapat disebuhkan jika penderitanya melakukan pengobatan tepat

Tribuntangerang.com
Muhammad Alwan, kepala puskesmas Jurang Mangu, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. 

Suyatmin, mantan rekan kerja dan juga sukarelawan yang mengurusi dirinya menjelaskan awalnya ia dan rekan kerja lainnya mengira ES terkena diabetes.

"Tahun 2021 saat berobat, diinfokan hanya penyakit diabetes. Beliau pun masih bisa kerja di salah satu cluster rumah di Pondok Betung," ucap Suyatmin (55) kepada Tribun Tangerang di kediaman ES, Kamis (12/10/2023).

Lambat laun, kesehatan ES menurun dan makin parah.

Baca juga: Anggota DPRD Minta Pemkot Respon Cepat Penanganan Penderita Kusta di Tangerang Selatan

Ia pun sempat ditempatkan di salah satu ruangan di sekolah swasta, tempat ES dulunya bekerja.

Kemudian, Suyatmin beserta teman-temannya rela jadi sukarelawan dan dengan dibantu komunitas khatolik, ES dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Jakarta tahun 2022.

"Saat dibawa ke sana, diperolehlah informasi resmi bahwa sakitnya kusta. Saat kami tahu beliau sakit kusta," ujarnya.

Saat didiagnosa terkena kusta, pergerakan relawan pun terbatasi.

Suyatmin menyebut, pihaknya yang masih awam hanya tahu penyakit kusta berbahaya dan bisa menular.

"Saat dirawat di sana, beliau minta pulang. Dan kembali ke sekolah. Saat itu kamk diskusi dan bekerja sama dengan puskesmas mencarikan tempat tinggal," ucapnya.

Hanya saja, tak mudah mencari tempat tinggal dengan kondisi penyakit kusta.

Paradigma masyarakat ke penyakit tersebut membuat pihaknya kesulitan mencari tempat tinggal.

Meskipun telah minum obat kusta, namun untuk mendapat tempat tinggal layak, pihaknya mesti merahasiakan keadaan ES agar diterima tinggal di masyarakat.

"Kami juga pernah bawa ke rumah sakit khusus kusta. Waktu itu diterima, tapi tak bisa dirawat untuk waktu yang lama. Hanya beberapa hari dan diberi obat jalan," katanya.

Pihaknya juga tak bisa berharap dengan keluarga ES. Suyatmin menyebut ES punya persoalan khusus dalam keluarga, sehingga tak bisa tinggal bersama keluarga.

Sebagai relawan, Suyatmin menyebut ia dan rekan-rekannya melangkah atas dasar kemanusiaan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved