Pileg 2024

Memiliki Wajah dan Nama Mirip Artis Korea, Caleg Golkar Chong Sung Kim Berpeluang Melenggang ke DPR

Pernah jadi pengusaha garmen, pria kelahiran Korea, Chong Sung Kim, yang telah jadi WNI ini berpeluang jadi anggota DPR

Penulis: Rusna Djanur Buana | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com/Yolanda Putri Dewanti
Chong Sung Kim, caleg Partai Golkar asal Korea Selatan yang sangat menyukai rendang dan terhipnotis keindahan Danau Toba 

Selebriti Uya Kuya juga bertarung di Dapil DKI Jakarta II melalui PAN. Perolehan suaranya mencapai 42.296.

Selain itu ada nama pegiat media sosial dan dosen Universitas Ade Armando yang telah memperoleh 25.574 suara.

Namun dia akan gagal ke Senayan jika partainya yakni PSI gagal memenuhi electoral threshold atau ambang batas parlemen 4 persen.

Chong Sung Kim masih punya peluang lolos ke Senayan. Pasalnya hingga saat ini suara yang masuk baru 5622 dari 9844 TPS atau 57,11 persen di Dapil DKI Jakarta II.

Wawancara dengan Chong Sung Kim

Berikut wawancara eksklusif Chong Sung Kim oleh manajer peliputan Warta Kota Eko Priyono beberapa waktu lalu:

  • Bisa dijelaskan sejak kapan Anda mulai terlibat di dunia politik?

Mungkin saya bisa jelaskan mulai awal tinggal di Indonesia. Saya sejak September 1992 (sudah tinggal di Indonesia) berarti sudah 31 tahun 4 bulan saya hidup di Jakarta.

Awalnya saya sebagai pengusaha garmen, saya masuk sebagai manajer di sebuah perusahaan.

Setelah itu saya investasi dan memulai bisnis. Sekarang saya sebagai profesinya lawyer (pengacara).

Jadi saya mulai tertarik dengan politik, karena saya ada ide dan saran.

Saya sudah bicara dengan teman-teman politikus dan pejabat serta pemerintahan tapi tidak langsung ambil andil.

Maka saya pikir, saya harus masuk ke dalam sistem pemerintahan atau sistem lembaga negara.

  • Mengapa bang Kim memutuskan menjadi WNI?

Saya sudah lepas status kewarganegaraan Korea sebelum jadi Warga Negara Indonesia (WNI), karena persyaratan mau sumpah harus lepas dulu (kewarganegaraan) baru saya sumpah jadi WNI pada tahun 2013.

Karena saya sudah cukup lama merasa bagian Indonesia dan saya suka Indonesia, cinta Indonesia.

Kenapa suka? Karena kultur sosial, kalau lihat di luar, film Korea itu kehidupan sehari-hari tergambar wajahnya tegang,serius, kurang senyum, dan ramah.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved