Ramadan

Melihat Masjid An-Nawier Pekojan: Berdiri Sejak 1760 Masehi, Punya 33 Pilar Bermakna Tentang Zikir

Uniknya, masjid yang bangunannya didominasi dengan warna putih tulang dan cokelat kayu pada bagian atap itu juga memiliki 33 pilar di bagian dalamnya

tribuntangerang.com/Ikhwana
Masjid An-Nawier yang berada di Jalan Pekojan Raya No.71, Tambora, Jakarta Barat 

Sementara pembangunan masjid tersebut, diyakini merupakan wakaf dari Syarifah Baba Kecil. Dia merupakan keturunan Arab Hadrami yang makamnya berada di bagian depan area masjid tersebut. 

Menurut Dikky, Masjid An-Nawier kini menjadi salah satu ikon destinasi halal Kota Tua.

"(Masjid An-Nawier) sebagai salah satu ikon daripada destinasi Kota Tua. Jadi ini adalah bagian daripada destinasi wisata yang dikatakan halalnya, yaitu masjid dan juga kampung Arab Pekojan," jelasnya.

Kendati sudah berumur hampir tiga abad, rupanya masjid yang berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk itu pernah dirombak secara besar-besaran.

Sebelumnya, Masjid An-Nawier hanya berukuran 500 meter persegi. Namun setelah dirombak pada abad ke 18 memasuki abad ke 19, luas masjid ini menjadi 2.000 meter persegi.

Selain itu, ada pula restorasi besar-besaran yang dilakukan pada 2014 lalu. Tak main-main, restorasi skala besar itu menelan biaya hingga Rp 3 miliar lebih.

"2014 kami sudah melakukan restorasi besar-besaran dengan skala besar yang menelan biaya cukup besar, sehingga penampilan saat ini Masjid An-Nawier berbeda dengan sebelum-sebelumnya," kata Dikky.

"Namun tidak menghilangkan daripada keaslian serta keunikan daripada Masjid Jami An-Nawir itu sendiri. (Untuk biayanya)
hampir bisa dikatakan melebihi daripada Rp 2 atau Rp 3 miliar," imbuh dia.

Baca juga: Simak Panduan Beritikaf di Masjid Agung Al-Azhar Selama Bulan Ramadan 2024

Pria keturunan Arab itu mengatakan, dana miliaran rupiah itu didapat dari masyarakat yang saling bahu-membahu untuk menyalurkan bantuan, baik melalui infaq maupun sedekah. 

Hasil restorasi tersebut nampak terasa saat ini.

Masjid An-Nawier nampak megah dengan arsitektur era kolonial dahulu meski berada di seberang pasar kambing.

Dengan cat tembok berwarna putih emas, Masjid An-Nawier juga masih menggunakan lampu-lampu antik tempo dulu. 

Sementara arsitektur yang melekat pada bangunan masjid tersebut, sarat akan filosofis ajaran agama islam. 

Dikky menyampaikan, hal lain yang menjadi keunikan Masjid An-Nawier adalah bentuk atap yang menyerupai pekarangan rumah pada umumnya. 

"Jadi masjid ini dikatakan memang seperti bentuk bangunan rumah biasa, di atas atapnya itu ada dilindungi dengan dinding-dinding pembatas yang berukir dan mengelilingi daripada sekeliling bangunan masjid," jelas Dikky. 

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved