Berkaca dari Kecelakaan di GT Halim, Pelatihan kepada Pengemudi Armada Logistik Harus Jadi Prioritas
Kecelakaan di GT Halim harus jadi titik balik bagi semua stakeholder untuk meningkatkan standar keselamatan berkendara
Kurikulum yang sistematis disampaikan di dalam kelas dan praktik di lapangan, baik on the road maupun off the road.
Selama kurang lebih satu bulan, para peserta pelatihan digembleng agar menjadi driver berkompeten yang siap berkarya di dunia tambang.
Mereka kemudian diuji oleh Balai Diklat Industri (BDI) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSI). Selain itu mereka juga akan mendapatkan sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai driver dump truck yang berkompeten.
Untuk memperbaiki ekosistem logistik dan transportasi darat, menurut Rennie, diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan dunia industri.
"Butuh kerja sama erat antara pemerintah, pengembang infrastruktur, dan operator transportasi untuk mengembangkan standar pelatihan yang tinggi bagi para pengemudi truk," katanya.

Pemerintah juga perlu memperkenalkan regulasi yang lebih ketat terkait lisensi dan sertifikasi untuk sopir truk, yang mencakup pelatihan wajib dan evaluasi kompetensi secara berkala.
Penerapan teknologi terbaru dalam pelatihan dan operasional truk, seperti penggunaan aplikasi untuk memantau kesehatan sopir, telemetri untuk analisis perilaku mengemudi, dan sistem manajemen lalu lintas cerdas, dapat semakin mengoptimalkan rute pengiriman.
Dengan fokus pada peningkatan pelatihan dan keselamatan, pembangunan infrastruktur lintas kota dapat diiringi dengan pengelolaan transportasi darat yang efisien dan aman.
"Hal ini tidak hanya akan memperkecil risiko kecelakaan tetapi juga meningkatkan efisiensi dan keandalan pengiriman," kata Rennie.

Dikutip dari Kompas.com, kecelakaan beruntun yang melibatkan 9 mobil terjadi di GT Halim Utama, Jakarta Timur, Rabu (27/3/2024) pagi.
Kecelakaan ini dipicu oleh truk pengangkut mebel yang disopiri MI.
Sehari setelah peristiwa itu terjadi, polisi menetapkan satu orang sebagai tersangka. Dia adalah MI, sopir truk pengangkut mebel yang melaju dengan kecepatan tinggi.
umur Ternyata, MI masih berusia 17 tahun. Karena itu, pihak kepolisian belum menahan MI yang telah menyebabkan kecelakaan beruntun tersebut.
"Kami tidak melakukan penahanan karena pelaku masih anak di bawah umur," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (29/3/2024).
Polisi menyatakan akan menyerahkan MI ke Balai Permasyarakatan (Bapas). Namun, Bapas belum memiliki tempat bagi MI. Oleh sebab itu, MI diserahkan kembali ke polisi.
Polisi menyatakan bakal memeriksa pemilik truk karena mempekerjakan MI yang masih di bawah umur sebagai pengemudi truk. "Pemilik truk barang juga akan kami lakukan pemeriksaan," kata Latif.
Latif menyebut, pihaknya sudah menghubungi pemilik truk yang berdomisili di Lampung. Namun, dia belum dibeberkan lebih lanjut kapan pemeriksaan bakal dilakukan.
Penyidik Polda Metro Jaya Kesulitan Periksa Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di Gerbang Tol HalimĀ |
![]() |
---|
Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Kecelakaan di GT Halim, Sopir Truk Tak Punya SIM dan Diduga Panik karena Terjebak di Lajur Kanan |
![]() |
---|
1 Korban Kecelakaan di Gerbang Tol Halim Mengalami Pendarahan Otak, 3 Diperbolehkan Pulang |
![]() |
---|
Cerita Korban Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.