Pengamat: Megawati Sulit Menerima Jokowi, Luka Hatinya Lebih Dalam Ketimbang Ditikung SBY

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyatakan, pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sulit terwujud.

Editor: Ign Prayoga
Tribunnews/Irwan Rismawan
Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri pada acara puncak Bulan Bung Karno 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sulit terwujud.

Hal ini merupakan pendapat Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno.

Menurut Adi, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bukan hal yang mudah untuk diwujudkan.

Apalagi jika pertemuan itu dilakukan dalam waktu dekat.

"Titik kulminasinya adalah sikap politik yang berbeda antara Jokowi dan Megawati di Pilpres 2024," kata Adi Prayitno, Minggu (14/4/2024).

"Pertemuan ini mungkin bagi Jokowi adalah suatu yang penting dalam suasana Lebaran, tapi tanda-tanda alam sampai detik ini saya termasuk yang tidak yakin pertemuan ini bisa terealisasi," ujar Adi Prayitno.

Menurut Adi Prayitno, luka hati Megawati atas manuver Jokowi pada pilpres 2024 lebih menyakitkan daripada manuver Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di 2004.

"Menurut saya luka hati elite PDIP sulit dicarikan obatnya entah sampai kapan, saya tidak bisa memprediksi, tapi kalau melihat apa yang terjadi pada SBY dengan Megawati, (dengan Jokowi) ini sepertinya lukanya jauh lebih menyakitkan," kata Adi.

"Saya menghitung 20 tahun lebih Megawati belum bisa bertemu dalam satu forum yang sudah di-design dengan Pak SBY, yang saya kira persoalan politiknya tidak terlalu serius," ujar Adi Prayitno.

Adi menilai ada luka mendalam yang ditinggalkan efek perbedaan politik di Pilpres 2024.

Sehingga, luka hati ini sangat sulit dihilangkan dan cukup membekas bagi Megawati.

"Bukan hanya kecil bagi saya ada gembok yang susah dibuka untuk melakukan pertemuan ini dan sangat kelihatan statemen elite PDIP mereka itu menutup pintu cukup rapat untuk tidak bertemu dengan Pak Jokowi," lanjut Adi Prayitno.

Apalagi, saat Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut harus ada pertemuan dengan anak ranting PDIP dulu, sebelum bertemu dengan Megawati.

"Saya kira itu bentuk penolakan secara eksplisit yang disampaikan PDIP, karena memang kalau Megawati terbuka ketemu Jokowi, (tentu) syarat itu tidak ada."

"Bertemu pengurus ranting PDIP itu bukan perkara gampang, karena ngga semua orang bisa bertemu atau mengumpulkan ranting-ranting ini," tutur Adi Prayitno.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Jadilah Parlemen, Bukan Parlente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved