Menakar Lonjakan Harga BBM Dampak Perang Iran-Israel, Presiden Rapat Bersama Menteri dan Gubernur BI

Presiden Jokowi rapat bersama para menteri dan Gubernur BI membahas dampak perang Iran vs Israel terhadap harga BBM

Editor: Ign Prayoga
AFP/ATTA KENARE
Warga Iran menghadiri pemakaman 7 anggota Pasukan Garda Revolusi Islam korban serangan di Suriah, 5 April 2024. Iran menyebut serangan itu dilakukan Israel. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Perang Iran lawan Israel meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. 

Seperti yang terjadi selama ini, gejolak sekecil apapun di kawasan Timur Tengah selalu berpengaruh ke harga minyak dunia.

Perang Iran vs Israel juga berpengaruh ke Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun segera mengumpulkan para menteri dan Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk membahas dampak konflik Iran vs Israel terhadap perekonomian Indonesia.

Sejumlah menteri ikut dalam rapat tersebut di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.

"Pak Presiden bahas terkait dengan apa yang terjadi dengan Timur Tengah, terutama terkait Iran Israel," kata Airlangga usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Airlangga mengatakan ada beberapa hal yang dibahas dalam rapat terbatas itu, termasuk lonjakan harga minyak dunia akibat konflik tersebut.

"Dari sisi perekonomian kita melihat tentu ada lonjakan harga minyak imbas serangan Israel ke Iran di Kedutaan Damaskus, dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan Iran," tutur Airlangga.

Selain itu kata dia, ada juga dampak kenaikan harga logistik yang perlu diantisipasi.

Ia menjelaskan operasional pengiriman barang di Selat Hormuz dan Laut Merah berpotensi besar terdampak konflik.

"Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena di Selat Hormuz (ada) 33 ribu kapal minyak dan di Laut Merah 27 ribu dan peningkatan freight cost menjadi salah satu yang harus dimitigasi," beber Airlangga.

Dampak pada sektor perdagangan riil juga menjadi perhatian pemerintah.

Pasalnya, dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga produksi dinilai dapat membuat harga barang-barang yang diimpor melonjak.

Sementara dampak positifnya, harga produk-produk yang diekspor dari dalam negeri juga bisa melonjak.

"Sektor riil dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan ini salah satu yang dilihat dan tentu sangat berpengaruh terhadap impor dan efek eksportir mendapatkan devisa lebih banyak. Tentu plus minus harus diperhatikan," lanjutnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved