Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya
Ketua STIP Jakarta Bantah Ada Perpeloncoan hingga Mahasiswanya Tewas: Dihapus Sejak Saya Menjabat!
Pihak STIP Jakarta menyebut kejadian meninggalnya Putu Satria yang diduga dianiaya seniornya, di luar kuasa kampus.
"Itu di luar kuasa kami, karena tidak ada dalam program."
TRIBUNTANGERANG.COM, CILINCING - Pernyataan di atas disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran atau STIP Jakarta Ahmad Wahid.
Ahmad Wahid, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP Jakarta) mengklaim kasus penganiayaan mahasiswa tingkat 2 terhadap juniornya, Jumat (3/5/2024) lalu, di luar kuasanya.
Menurut Ahmad, penganiayaan yang dilakukan terduga pelaku Tegar Rafi Sanjaya (21) terhadap korban Putu Satria Ananta Rustika (19) adalah masalah pribadi antarkeduanya.
Sebelumnya, Putu Satria meninggal dunia diduga karena dianiaya seniornya.
Peristiwa terjadi di dalam lingkungan STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.
"Budaya itu (perpeloncoan) sudah kami hilangkan, jadi ini murni person to person (orang ke orang)," ujar Ahmad Wahid di lokasi kejadian.
Selama dirinya menjabat Ketua STIP Jakarta setahun terakhir, Ahmad Wahid menggaransi perpeloncoan senior ke junior sudah dihapus.
Ia berdalih kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan senior terhadap korban Putu Satria dipicu masalah pribadi.
"Karena itu (perpeloncoan) penyakit turun temurun. Saya sendiri sudah setahun di sini, saya hapus semua itu, enggak ada," ucap Ahmad yang menegaskan bakal memberi sanksi tegas terhadap terduga pelaku apabila terbukti bersalah.
"Yang jelas terduga pelaku sanksinya kami keluarkan sesuai tata tertib taruna yang berlaku. Misalnya bersalah karena kekerasan, seandainya terbukti, akan kami berikan sanksi," tegasnya.
Kesaksian teman korban
Diberitakan sebelumnya, Putu Satria meninggal dunia usai dianiaya di dalam toilet koridor kelas KALK C, lantai 2 gedung STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (3/5/2024), pagi.
Penganiayaan ini diungkapkan teman satu angkatan korban yang menyaksikan langsung pemukulan terhadap Putu Satria oleh seniornya sekaligus terduga pelaku, Tegar Rafi Sanjaya (21), yang kini sudah diamankan polisi.
Teman korban, kita sebut saja A, menuturkan penganiayaan terjadi ketika dirinya bersama korban dan tiga rekan seangkatan lainnya sedang mengecek salah satu ruang kelas pada Jumat pagi.
"Kemudian kami turun ke lantai 2, kemudian kami dipanggil sama senior tingkat 2 yang bernama Tegar dan teman-temannya," ucap A, Sabtu (4/5/2024).
Saat itu terduga pelaku menanyakan alasan korban dan empat teman seangkatannya mengenakan baju olahraga.
Terduga pelaku lalu meminta lima juniornya itu untuk masuk ke dalam toilet dan berbaris.
"Tegar nanya siapa yang menyuruh pakai baju olahraga, kemudian saya dan teman-teman saya lima orang diajak ke kamar mandi. Kami berlima disuruh baris, paling pertama korban, kemudian berderet teman-teman lain," ujar A.
A yang menyaksikan pemukulan ini melihat jelas bagaimana korban dipukul sebanyak lima kali oleh terduga pelaku Tegar.
Tegar memukuli Putu Satria lima kali di bagian ulu hatinya.
Hal itu membuat Putu Satria lemas dan langsung terkapar.
"Setelah itu kami disuruh pergi meninggalkan kamar mandi, langsung mengikuti kegiatan," ucap A.
Sementara Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk menetapkan tersangka di balik dugaan perpeloncoan ini.
"Sementara masih dalam pemeriksaan nanti ada mengerucut untuk mengarah kepada siapa yang melakukan kekerasan secara eksesif kepada korban," sambung Kapolres.
Dugaan penganiayaan ini diduga dilakukan oknum senior tingkat 2, di dalam toilet pria yang berada dekat salah satu ruang kelas.
Usai tak sadarkan diri, korban kemudian dibopong ke klinik kampus dan akhirnya dinyatakan tutup usia.
"Pada saat diperiksa oleh klinik kesehatan sekolah setempat sudah tidak dalam kondisi tidak bernadi dan mungkin tanda-tanda hilangnya nyawa," jelasnya.
Gidion mengatakan, peristiwa saat korban dibopong dari dalam kamar mandi terekam jelas di CCTV yang terpasang di dekat pintu toilet tersebut.
Polisi juga sudah mengumpulkan rekaman CCTV itu untuk mendalami kasus tewasnya Putu Satria.
"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu, karena kegiatan ada di kamar mandi, ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga, ini kegiatan perorangan mereka, jadi tidak dilakukan secara terstruktur ataupun kurikulum ya," papar Kapolres.
Gidion mengatakan, korban merupakan mahasiswa tingkat 1 sementara seniornya di tingkat 2.
Kasus dugaan perpeloncoan maut ini awalnya diketahui setelah ada laporan bahwa korban dilarikan ke RS Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Korban kemudian diperiksa dan ternyata diduga tewas akibat mengalami kekerasan fisik di dalam kampus STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.
Saat ini, polisi sudah memasang garis polisi di toilet pria tempat korban terakhir kali ditemukan tak sadarkan diri.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com
STIP Jakarta
mahasiswa tewas dianiaya
Mahasiswa STIP dianiaya
Putu Satria Ananta Rustika
perpeloncoan
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta
Hilangkan Istilah 'Senior Junior', Menhub Bakal Rombak Sistem Pendidikan di STIP Jakarta |
![]() |
---|
Petinggi STIP Jakarta Dibebastugaskan Buntut Tewasnya Putu Satria Ananta Rastika |
![]() |
---|
Kerasnya Kehidupan Taruna Tingkat Satu di STIP Jakarta, Sering Dipukul Sampai Mati Rasa |
![]() |
---|
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Pasca Putu Satria Ananta Rustika Tewas di Tangan Senior |
![]() |
---|
Kehidupan Senioritas di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta Kembali Renggut Nyawa Taruna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.