Pilkada Kota Tangsel

Partisipasi Pemilih Sulit, Begini Upaya dan Persiapan KPU Tangsel Jelang Pilkada 2024

Ini pembelajaran buat kita semua, bukan hanya penyelenggara, KPU, Bawaslu, maupun Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
Wawancara Eksklusif Direktur pemberitaan Tribun Network, Domu Ambarita bersama Ketua KPU Kota Tangerang Selatan, Muhammad Taufik Mizan di kantor Tribun Network, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2024). 


Kami KPU Tangsel sudah jalan, setiap divisi sudah menjalani tahapan aktivitasnya.


Seperti divisi teknis soal cara sosialisasi calon perseorangan, itu bagian amanat UU, PKPU mengatur itu, temen-temen SDM harus ada badan adhoc, karena itu keputusan KPU walaupun ada irisan tahun yang sama antara pemilu dan pilkada. Adhoc PPK PPS rekruitmen harus diselenggarakan secara terbuka.


Ya kita juga akan mengadakan lomba jingle, masyarakat harus dikenalkan maskot juga, nanti kalau sudah kita tentukan pemenang, kita sosialisasikan ke masyarakat.


Mengapa buat lomba jingle? Apa berkaitan dengan partisipasi pemilih di Tangsel yang rendah?


Satu faktor itu ya, kamu ingin mengajak seluruh elemen masyarakat, baik itu seniman gen z, maupun akademisi.


Lomba jingle itu sebagaimana semangat, jingle kita bagian semangat, pasti isinya adalah kearifan lokal, semangat Tangsel, memilih dan seterusnya, syairnya juga seperti memilih di Tangsel dengan perdamaian siap menang, siap kalah.


Kalau maskot bagaimana kita mensosialisasikan, memperkenalkan secara masif kepada masyarakat simbol pemilu, kalau tidak tinta, kotak suara, tapi disimbolkan, apa yang menjadi kekhasan kota Tangsel.


Jadi KPU tidak bisa merumuskan dengan sendirinya, oleh karena itu kita adakan lomba, semangat kita, mana filosofi yang bisa merangkum masyarakat Tangsel.


Itu cara mengajak keterlibatan masyarakat sejak dini?
Iya


Sejauh ini, apakah sudah ada tanda calon Wali Kota yang akan maju pilkada?


Pasca pemilu banyak tokoh memasang baliho, billboard, memperkenalkan diri dengan konsep membangun Tangsel, visi singkat disampaikan, baru satu dua yang kelihatan di Tangsel, gebyar belum terasa oleh kontestan, partai politik, pengusung ataupun calon perseorangan.


Apakah ada kemungkinan calon tunggal?


Bicara pengalaman di publik Tangsel, Pilkada pertama 2010 cukup antusias, ada dua calon perseorangan, dan dua calon yang diusung partai, jadi 4 calon.


2015 pilkada kedua, ada tiga dari calon partai politik, artinya partai politik bisa saling menjajaki kadernya, ketokohan mereka, siapa jadi calon walikota, bagi kita itu pengalaman 2015 di Tangsel.


2020 ditengah covid, geliat semangat  partai politik untuk berkoalisi sebagai pilar demokrasi mengajukan pasangan calon muncul, Ben Pilar dari Golkar, Muhammad berkoalisi dengan Gerindra, Saraswati, lalu ada Azizah putri Ma'ruf amin, itu artinya hajat terakhir semangat masih ada.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved