IKN

Apakah IKN akan Menjadi Simbol Kemajuan dan Modernisasi atau Justru Ibukota Koruptor Nepotisme?

Korupsi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari penggelembungan anggaran, suap dalam proses tender, hingga penyalahgunaan wewenang.

Editor: Joseph Wesly
tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Progres Pembangunan IKN. 

Ketiga, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku korupsi dan nepotisme harus dijalankan tanpa pandang bulu. Penegakan hukum yang efektif akan memberikan efek jera kepada mereka yang berniat menyalahgunakan wewenang.

Tidak boleh ada toleransi terhadap pelanggaran, baik dari segi korupsi maupun nepotisme. Lembaga penegak hukum harus bekerja secara independen dan profesional untuk menjaga integritas proyek IKN.

Untuk memastikan IKN tidak menjadi "Ibukota Koruptor Nepotisme," pemerintah harus mengambil langkah-langkah konkret. Penguatan lembaga anti-korupsi, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), merupakan langkah awal yang penting.

KPK harus diberikan wewenang dan sumber daya yang memadai untuk mengawasi proyek ini dari awal hingga akhir. Peningkatan transparansi dalam proses tender juga harus menjadi prioritas.

Setiap tahapan harus dilakukan secara terbuka dan dapat diakses oleh publik. Penggunaan teknologi informasi, seperti e-procurement, dapat membantu meminimalisir praktik-praktik korupsi dengan menyediakan platform yang transparan dan akuntabel.

Langkah yang tidak kalah penting adalah membangun sistem pengawasan yang efisien. Untuk melakukan pengawasan yang menyeluruh, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga swadaya masyarakat harus bekerja sama.

Pengawasan internal dan eksternal harus ditingkatkan untuk memastikan setiap tahapan berjalan sesuai dengan aturan dan standar yang telah ditetapkan.

Di kalangan birokrasi, membangun budaya kerja yang berintegritas dan profesional juga sangat penting. Aparatur sipil negara yang terlibat dalam proyek ini harus secara teratur dididik dan dilatih tentang etika kerja, integritas, dan anti-korupsi.

Oleh karena itu, diharapkan lingkungan kerja menjadi bersih dan tidak terkontaminasi dengan praktik-praktik yang tidak sehat.

Memang, pemindahan Ibu Kota Negara adalah langkah besar yang berpotensi membawa banyak manfaat bagi Indonesia, termasuk pemerataan pembangunan dan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.

Meskipun demikian, kita harus tetap waspada terhadap risiko korupsi dan nepotisme yang dapat menghancurkan tujuan mulia ini.

Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa IKN akan berfungsi sebagai representasi kemajuan dan keadilan daripada menjadi pusat tindakan yang merugikan bangsa.

Oleh karena itu, mari kita berkolaborasi untuk mengawasi dan mengawasi proyek ini dengan hati-hati. Untuk mewujudkan IKN yang bersih dari korupsi dan nepotisme, transparansi, akuntabilitas, partisipasi publik, dan penegakan hukum yang tegas adalah kuncinya.

Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa pemindahan ibu kota ini benar-benar menguntungkan seluruh bangsa Indonesia.

Oleh:
Firmanda Ibrahim
Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Kirim Komentar

    Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved