Berita Daerah

Kapolda Sumbar Jelaskan Soal Luka pada Jasad Afif Maulana, Tepis Anggotanya Lakukan Penganiayaan

Polda Sumatera Barat memberikan penjelasan terkait luka-luka yang dialami oleh Afif Maulana usai ditemukan tewas di di Sungai Batang Kuranji.

Editor: Joko Supriyanto
kolase tribun/istimewa
Suharyono mengungkapkan bahwa luka-luka yang dialami Afif berasal dari jatuhnya di sungai yang memiliki dasar berbatu. 

"Itulah penyebab kematiannya, tetapi dipastikan juga oleh A, pada saat itu sudah menyampaikan ke polisi yang menangkapnya. Karena Polisi yang menangkapnya adalah polisi yang sudah melintas tapi tim penyapunya, jarak jatuhnya motor dengan tim penyapunya 800 meter yang hitungannya tidak lebih dari 20 detik. Itu saat A mencari handphone yang hilang menengok Afif saat tidak ada, diamankanlah A bersama motornya dibawa ke Polsek Kuranji," beber Suharyono.

Orang Tua Afif Tak Yakin Loncat ke Sungai

Tangis Anggun Anggriani (32) pecah, ia masih diselimuti kesedihan lantaran anak sulungnya Afif Maulana (13) kini telah tiada.

Afif meninggal dunia dan jasadnya ditemukan mengambang di bawah jembatan Kuranji Kota Padang pada Minggu (9/6/2024) siang.

Anggun meyakini bahwa anaknya tidak terlibat tawuran saat dini hari sebelum meninggal. Apalagi, Afif diduga disiksa oleh oknum kepolisian saat itu.

"Saya tidak menerima, anak di bawah umur, ga mungkin dia pegang pedang sebesar itu. Saya tahu kali anak saya kek mana. Tak pernah dia melakukan kek gitu. Sehari-hari dia kalau keluar rumah hanya main futsal sama dengan teman sebaya. Biasa jam 22.00 WIB malam udah tidur di rumah," kata Anggun sambil terisak-isak, saat ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Senin (24/6/2024) sore.

Ia menjelaskan bahwa pada malam hari sebelum kejadian, Afid memang tidak di rumah, lantaran ingin makan dan nonton sepakbola bersama temannya, salah satunya saksi A, di daerah Cengkeh.

Baca juga: 30 Polisi Diperiksa Propam Buntut Kematian Afif Maulana Diduga Dianiaya, Ada Jejak Sepatu di Perut

Ayah Afif, yakni Afrinaldi (36) dalam sambungan telepon mewanti-wanti agar anaknya tidak pulang ke rumah, karena sudah larut malam, untuk kemudian istirahat di rumah temannya saja.

Pada malam hari itu, Anggun dan Afrinaldi putus komunikasi dengan Afif. Panik tak ada kabar, Afrinaldi lalu mencari-cari keberadaan Afif.

Nahas bagi mereka, Afif dikabarkan meninggal dunia dan jasadnya mengapung di sungai di bawah Jembatan Kuranji Padang. Anggun menyebut, ia mendapat kabar duka itu dari pesan grup WhatsApp bahwa anaknya telah tiada.

Ia bercerita, Afif ialah anak yang baik. Di sekolah ia suka berbagi dan membantu teman-temannya. Afif anak yang hobi sepakbola dan futsal. Selain itu, punya cita-cita menjadi TNI angkatan laut.

Anggun pun berharap pelaku yang mengakibatkan anaknya meninggal dunia dihukum seberat-beratnya. "Saya berharap pelaku yang menganiaya anak saya dipecat. Hukum mati, pecat, baru terobati luka ini," kata dia.

Afrinaldi, ayah Afif juga menuturkan tak terima bahwa anaknya disebut jatuh atau melompat ke Sungai Batang Kuranji dari jembatan.

"Ga masuk akal ciri-ciri di badannya ga seperti orang jatuh dari ketinggian," kata Afrinaldi.

"Kata A, posisinya saat malam itu, dia dari jalur lampu merah ke arah Balai Baru sebelah kiri jembatan. Kalau memang melompat atau jatuh harusnya posisinya di sebelah kiri. Ini malah ditemukan di tengah-tengah jembatan," tambahnya.

Baca juga: Daftar Kesaksian Rekan Korban Sebelum Afif Maulana Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved