Pilkada 2024

Mulai Tebar Pesona, Daftar 3 Artis yang Ingin Maju hingga Diusung Partai di Pilkada 2024

Setelah muncul nama Marshel Widianto di Kota Tangerang Selatan, kini muncul nama Kris Dayanti di Kota Baru, Jawa Timur.

Editor: Joseph Wesly
instagram
Kris Dayanti berharap diusung PDIP di Pilkada Kota Batu, Jawa Timur. 

Kata Wakil Ketua DPR RI itu, surat rekomendasi tersebut sedang disiapkan, tinggal menunggu waktu untuk diserahkan.

Suara Artis Sekeda Vote Gatter

Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai apabila melihat fenomena artis yang maju Pilkada, artis-artis ini hanya sekadar sebagai pengumpul suara saja dan sayangnya mereka hanya diposisikan sebagai wakil Kepala Daerah.

“Ini menunjukkan kelas artis hanya dinilai kepopulerannya saja di masyarakat. Sedangkan untuk sebagai orang nomor satu di eksekutif daerah mereka masih tak mendapatkan tempat terhormat,” ucap Efriza saat dihubungi, Selasa (2/7/2024).

Efriza mengatakan, meski popularitasnya artis tinggi namun belum bisa dipastikan akan terpilih.

Seperti dalam kasus gagalnya Krisdayanti di Pileg 2024. Meski menyandang nama besar sebagai artis, dia keok di daerah pemilihan Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Modalnya sebagai anggota legislatif terpilih periode 2019-2014 tak membuat sebagian besar masyarakat percaya sepenuhnya dengan kinerjanya, sehingga suara yang diraihnya pada pileg 2024 tidak mampu membawanya kembali ke Senayan.

Untuk itu, Efriza menyebut bahwa artis yang maju pilkada jangan terlalu percaya diri bakal menang hanya dengan modal merasa sudah populer.

Efriza menilai, seharusnya popularitas harus diimbangi dengan kerja keras terjun ke masyarakat.

Dia pun berkaca pada beberapa pengalaman artis yang pernah maju di pilkada dan gagal menang

“Artis yang populer belum tentu juga akan bisa terpilih seperti fenomena ketidakterpilihan Ahmad Dhani, Andre Taulany, ini menunjukkan artis juga tidak benar-benar bisa menghasilkan suara untuk memenangkan Pilkada,” jelas dia.

Efriza juga mengungkapkan, tak melulu faktor popularitas berpengaruh kepada hasil, karena masyarakat juga menilai dari kepala daerahnya.

“Ini semakin menjelaskan meski artis dianggap sebagai pengumpul suara tetapi ia tidak akan menjadi penilaian awal bagi masyarakat, sebab yang dinilai adalah siapa pasangannya,” ungkap dia.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga mulai berpikir cermat bahwa artis tidak memiliki pengaruh besar dalam pembuatan kebijakan karena ia adalah sebagai wakil saja, sedangkan pengambil keputusan adalah kepala daerah.

“Jadi masyarakat masih melihat paket pasangan calon. Meski artis dinilai banyak orang sebagai pengumpul suara. Tetapi jika mau melihat dengan politik pragmatis artis dipilih tidak sekadar populer tapi karena uangnya, modal kampanye pasangan dengan artis diyakini memungkinkan presentase terbesar penyumbangnya adalah artis tersebut,” jelas dia.

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Kirim Komentar

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved