Terdampar di Nunukan, Nenek Rupiah Asal Jombang Korban 'Ipar Adalah Maut' di Dunia Nyata

Kisah film itu persis dengan yang dialami seorang nenek asal Jombang, Jawa Timur bernama Rupiah (80).

|
Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.COM/AHMAD DZULVIQOR)
Nenek Rupiah (80) menceritakan kisah cinta segitiga yang mengantarnya sampai Kaltara. 

Ia memutuskan pergi dari Jombang, untuk merantau ke Kalimantan dan mencoba menghapus luka yang diakibatkan orang-orang terdekatnya.

Rupiah pernah bekerja di sejumlah perusahaan di Kaltara sebagai tukang masak, sebelum akhirnya telantar di Nunukan.

Tak berselang lama, sekitar enam bulan dari cerita perceraiannya, mantan suaminya mengembuskan napas terakhirnya karena sakit dan merasa bersalah dengan Rupiah.

"Rumah di Ngoro Jombang, tanah dan semua harta mantan suami, diambil semua. Didol (dijual) semua oleh adik saya itu. Terus dia pindah ke Lampung. Jadi saya ini di Ngoro, Mbareng, tidak punya apa apa," lanjut Rupiah.

Kendati demikian, Rupiah mengaku tidak terlalu memikirkan harta tersebut, ia menyesalkan tidak tahu di mana para saudaranya berada.

Purnomo menegaskan, Pakuwaja sebagai komunitas warga Jawa di Nunukan, sering membantu orang-orang telantar yang berasal dari Jawa.

Terakhir, 2023 lalu, ada sekitar 16 orang telantar dipulangkan.

"Ada satu keluarga anaknya stunting sampai lumpuh. Kita di komunitas tidak ada kas, dan tiket Pelni harganya Rp 800.000 per orang. Saya minta mereka bekerja di warung, dan yang laki-laki di besi bekas. Mereka kerja dua bulan, dan setelah terkumpul cukup uang tiket Pelni, mereka akhirnya bisa pulang," paparnya.

Namun, kasus nenek Rupiah sangat berbeda. Ia tidak punya keluarga, dan jalan satu satunya dikirim ke Panti Jompo.

"Makanya saya tanya ke Dinsos, masa iya tidak punya link untuk dimasukkan ke Panti Jompo. Kan tinggal koordinasi dengan Dinsos Jombang, bisa selesai urusannya. Mohon ini menjadi perhatian," tegas Purnomo.

Sudah pikun

Meski di usianya yang senja, Rupiah masih bisa mendengar dan melihat dengan jelas.

Hanya saja, terkadang ia mendadak pikun dan cukup merepotkan Purnomo Putro, yang selama ini menampungnya.

Purnomo menceritakan, ia menampung nenek Rupiah setelah dihubungi warga lantaran ada lansia dari Pulau Jawa yang telantar di Nunukan.

Ia pun mempersilakan untuk dibawa ke rumahnya, dan ditampung sementara, sembari menunggu tindak lanjut laporannya ke Dinas Sosial Nunukan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved