Baru Seumur Jagung Masuk Politik, Jusuf Hamka Keluar dari Golkar: Politik Terlalu Kasar

Tak kuat, pria yang baru saja bergabung dengan partai Golakr ini memutuskan untuk resign.

Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Politikus Partai Golkar Jusuf Hamka atau Babah Alun ditemui di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Kamis (8/8/2024) malam. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Meski baru saja masuk ke dunia politik, Jusuf Hamka langsung merasakan kerasnya dunia politik.

Tak kuat, pria yang baru saja bergabung dengan partai Golakr ini memutuskan untuk resign.

Dia mengatakan politik tidak sejalan dengan sifatnya yang lembut. Pasalnya dia baru menyadari bahwa politik itu keras dan kasar.

Pria yang akrab disapa Babah Alun akan menyerahkan surat pengunduran diri dari Partai Golkar pada Senin (12/8/2024). 

Jusuf Hamka mengungkapkan bahwa surat pengunduran diri tersebut akan diserahkan kepada Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Letjen (Purn) Lodewijk Paulus, di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

"Besok (hari ini) Senin, jam 10 pagi, saya menyerahkan surat pengunduran diri kepada Sekjen Golkar di DPP Slipi," ujar Jusuf Hamka kepada Kompas.com, Minggu (11/8/2024) malam.

Selain mundur dari Golkar, Jusuf Hamka juga menarik diri dari pencalonannya sebagai calon wakil gubernur (cawagub) di Jakarta dan Jawa Barat.

Baca juga: Pengamat Menilai Pengunduran Diri Airlangga Hartarto dari Ketum Partai Golkar Karena Masalah Serius

Jusuf Hamka menjelaskan, ia ingin menjadi pribadi yang bebas sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua orang, tidak terbatas pada wilayah tertentu. 

Ia juga menambahkan bahwa sejak awal, keluarganya tidak mendukung keputusannya untuk terjun ke dunia politik.

"Saya dicalonkan di DPP Golkar kan waktu itu kan juga demi DPP Golkar dan teman-teman semua, termasuk Pak Airlangga. Terus kebeneran saya juga September ini mau punya cucu," katanya.

"Terus padahal saya baru dari (blusukan di) Jabar. Terus begitu saya dengar Pak Airlangga mundur, ah momentumnya sama kali. Saya mendingan mengurus keluarga karena keluarga saya minta saya bikin masjid di seluruh provinsi. Masjid Babah Alun," imbuh Jusuf Hamka.

Sebelumnya, Jusuf Hamka mengungkapkan bahwa ia melihat Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menghadapi banyak tantangan keras selama berpolitik.

Ia khawatir tidak mampu mengikuti cara-cara kasar dan keras tersebut jika terus melanjutkan karier politiknya.

Baca juga: Politik Terlalu Kasar Jadi Alasan Jusuf Hamka Ikuti Jejak Airlangga Hartarto Mundur dari Golkar

 "Apalagi saya lihat Pak Airlangga itu memimpin partai politik mengalami hal-hal yang kasar dan keras, sehingga saya sendiri takutnya saya enggak bisa mengikuti cara-cara kasar dan keras. Saya kan orang pekerja yang baik-baik saja, yang lembut-lembut saja," papar Jusuf Hamka.

 "Kasar bagaimana, Bah, maksudnya?" tanya Kompas.com.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved