Isi Curhatan dr Aulia Risma Lestari, Dokter Muda Spesialis PPDS yang Diduga Bunuh Diri di Kamar Kos

dr Aulia Risma Lestari ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Semarang setelah menyuntikkan cairan panenang ke tubuhnya.

Editor: Joseph Wesly
istimewa
Aulia Risma Lestari doktermuda RSUD Kardinah Kota Tegal yang meninggal karena bunuh diri di kosan di Semarang. 

Proses evakuasi baru bisa dilakukan pukul 03.00 WIB menunggu ibu Aulia datang ke kos itu.

Ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign karena tak kuat. Aulia telah bercerita dengan ibunya.

Hingga akhirnya ibunya menyadari meminta membawa Aulia ke Kariadi namun tidak diotopsi.Jenazah Aulia dibawa ke Tegal.

Kondisi jasad Aulia muka dan pahanya biru-biru, seperti orang tidur.

Beban Kerja Mahasiswi PPDS Undip

Mengutip Tribun Bengkulu, menariknya, baru-baru ini beredar beban kerja mahasiswi PPDS Undip yang dinilai terlalu berat. 

"Di samping urusan bullying, saya cukup sering dapat masukan bahwa beban kerja PPDS anestesi terlalu berat, sebagai berikut: 
 
1. Jam kerja " normal " tanpa giliran jaga adalah: 18 jam/hari. Masuk jam 6 pagi, pulang jam 12 malam. Kalau bisa pulang jam 11 malam artinya pulang cepat. Tidak jarang harus pulang jam 2 atau 3 pagi. Hari berikutnya sudah harus standby lagi jam 6 pagi di RS. Ini berlangsung terus menerus selama masa studi-5 tahun. 

2. Jika dapat giliran jaga, maka jaga minimal 24 jam dan dapat prolonged hingga 5-6 hari tidak bisa pulang dari RS. Dikarenakan sering kali PPDS harus melanjutkan operasi yg terus sambung menyambung melebihi giliran jaganya. 

3. Jumlah operasi di RS Kariadi sangat tinggi, bisa 120 pasien/hari. Sedangkan, semua beban kerja bius pasien dilakukan oleh PPDS. DPJP sbg penanggung jawab hanya menerima laporan.

4. Lamanya jam kerja yg terus menerus ini tidak pernah dianggap tidak wajar selam ini.

 5. Jumlah operasi di RS Kariadi sangat tinggi, bisa 120 pasien/hari. Sedangkan, semua beban kerja bius pasien dilakukan oleh PPDS. DPJP sbg penanggung jawab hanya menerima laporan.

6. Lamanya jam kerja yg terus menerus ini tidak pernah dianggap tidak wajar, selama ini bahkan dianggap sebagai" keunggulan "NDIP dibandingkan univ lainnya, di mana residen dianggap bisa dapat kesempatan praktik lebih luas.

"Mohon izin memberi masukan & memohon arahan Bapak agar bisa dilakukan: 

a. audit menyeluruh, utk mencegah terjadinya korban PPDS lainnya; 

b. menambah jumlah dokter anestesi dan memastikan mereka benar2 turun tangan menangani pasien, agar beban kerja bius pasien tidak hanya ditanggung PPDS dan menjaga keselamatan pasien juga,"  tulis akun @MurtadhaOne1, dikutip TribunBengkulu.com, Kamis (15/8/24).

Kemenkes Hentikan Program Studi Anestasi Undip

Beredar surat Kementerian Kesehatan terkait kasus meninggalnya Dr Aulia Risma Lestari terkait kasus perundungan berujung bunuh diri.

Adapun Kemenkes meminta program studi anestasi di RSUP Dr Kariadi dihentikan sampai dilakukan investigasi dan langkah cepat yang dapat dipertanggung jawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit dan FK Undip.

Dalam surat yang dikeluarkan Kemenkes bernomor TK.02.02/D/44137/2024 pada 14 Agustus 2024 dan ditandatangani Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr Azhar Jaya berisikan tentang penghentian Program Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang.

Surat tersebut lantas ditandan tangai oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Dr Azhar Jaya SH SKM Mars

Pernyataan resmi itulah yang kemudian membuat sejumlah pihak bereaksi termasuk Kementerian Kesehatan.

Berikut isi surat resmi Dirjen Layanan Kesehatan Kemenkes yang dikirimkan ke Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang.

Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP dr Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik Prodi Anestesi Universitas Diponegoro. 

Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara Program Studi Anestesi di RSUP dr Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah- langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK Undip. 

Penghentian program studi sementara tersebut terhitung mulai tanggal surat ini dikeluarkan. 

Ini satu curhatan korban dr Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal  5 Juli 2024:

1 semester aku berjuang di sini.

Terlalu berat untukku.

Sakit sekali.

Beban fsiknya begitu besar.

Aku ingin berhenti.

Sakit sekali, sungguh sakit.

Rasanya masih sama,

Aku ingin berhenti.

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.

Ada yang bisa menolong saya?

Apa Tuhan tau saya tersiksa?

Apa Tuhan tau aku kesakitan?

Kenapa di setiap aku berharap.

Tidak pernah ada jawabannya.

Apa Tuhan membenciku?

Aku selalu menjerit mohon pertolongan.

Tapi kenapa aku dibiarkan?

Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri?

Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan?

Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha.

Aku sudah menanggung banyak.

Aku manusia biasa.

Punggungku terasa amat sangat sakit setiap pulang.

Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja.

Aku merasakan sakit yang luar biasa mala mini.

Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini.

Aku mohon, maafkan aku.

Maafkan aku yang menyerah.

Aku sudah berjuang.


Aku sudah sangat berusaha.

Aku mohon,

Aku mohon.

Aku tidak sanggup lagi.

Bila harus menanggung lebih lama lagi.

Aku sendirian, aku berjuang sendiri.

Tidak ada yang menolongku.

Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi.

Semoga Tuhan mengampuniku.

Tuhan, aku sakit.

Aku mohon tempat aku pulang.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved