Berita Daerah

Pencarian Kaifat Rafi Mubarok di Gunung Rinjani Belum Membuahkan Hasil, Tim SAR Pakai Drone Thermal

Pencarian Kaifat Rafi Mubarok (16), pendaki asal Jakarta yang hilang di Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTT) belum membuahkan hasil.

Editor: Joko Supriyanto
Warta Kota/Eko Priyono
Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu destinasi favorit di Tanah Air. Foto diambil, 6 Mei 2024. 

Juru Bicara Badan SAR Mataram, I Gusti Lanang Wisnuwananda mengatakan, tim SAR Mataram dan peralatan sudah bergabung bersama tim TNGR dan aparat Polsek Sembalun untuk mencari keberadaan Rafi.

"Truk personel sudah jalan, membawa peralatan moutaineering, komunikasi dan alat yang dibutuhkan dalam proses pencarian korban," kata Lanang.

Kepala Resort TNGR Sembalun, Taufikurrahman Rafi mendaki Gunung Rinjani bersama temannya, Reza, Rijal, Ramdhan dan Alfarizi. Mereka mendaki Rinjani pada Sabtu (29/9/2024) melalui pintu Sembalun.

"Mereka memuncak (mendaki ke puncak Rinjani) Minggu dini hari sekitar pukul 01.00 Wita. Menurut keterangan rekannya bernama Ramadhan, korban Rafi, Reza dan dirinya (Ramadhan) tiba di puncak Rinjani sekitar pukul 10.00 Wita. Beberapa saat di puncak, ketiganya ini turun ke arah Pelawangan secara terpisah dengan rombongan lainnya," Jelas Taufik.

Rafi turun bersama Reza. Sementara Ramadhan tertinggal karena istirahat. 

"Namun begitu Ramadhan tiba di Pelawangan pukul 13.00 Wita, kedua rekannya tidak terlihat bersama rombongan lainnya, baru pukul 16.00 Wita rekan-rekan kedua korban (Rafi dan Reza) dilaporkan salah jalur saat turun dari puncak dan mengalami kecelakaan," kata Taufik menjelaskan.

Kabar mengenai kecelakaan itu disampaikan oleh Reza yang selamat melalui Instagramnya. Pada pukul 17.00 Wita, beberapa rekan korban kembali naik ke arah puncak untuk menjemput Reza dan Rafi.

Namun, mereka hanya menemukan Reza di lokasi kejadian dalam posisi terduduk di atas bukit arah Pungungan.

"Korban selamat (Reza) mengatakan jika rekannya Rafi terjatuh lebih dalam dan tidak bisa dia selamatkan. Kemudian rombongan ini turun untuk meminta bantuan pada porter dan pengunjung lain," kata Taufik.

Mereka agak kesulitan memberikan informasi ke Resort TNGR Sembalun karena terkendala sinyal dan keterbatasan kontak petugas.

Karena situasi itu, rekan-rekan korban melanjutkan perjalanan ke Pos II dan baru tiba pada Senin (30/9/2024) siang sekitar pukul 14.30 Wita dan menyampaikan laporan insiden itu pada petugas di Pos II Jalur Sembalun.

"Mereka tiba pukul 18.00 Wita, dan petugas langsung bergerak, sementara rekan-rekan korban menunggu di shelter emergency Pelawangan Sembalun," katanya.

(Kompas.com/Fitri Rachmawati/Tribunlombok.com)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved