Kecelakaan di Tol Cipularang

Jadi Korban Tewas dalam Kecelakaan Tol Cipularang KM 80, Begini Sosok Ustaz Nday di Mata Keluarga 

Abah (Ustaz Nday) itu orang yang sangat sabar, saya enggak pernah lihat dia marah atau tegas, mungkin itu yang buat dia disenangi masyarakat di sini

|
Penulis: Nurmahadi | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Nurmahadi
Suasana rumah duka almarhum Ustaz Nday atau Ramdani korban lakalantas di Tol Cipularang, saat dikunjungi Kamis (26/12/2024). 
Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi 
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Aldi tampak sedikit menitikan air mata, kala menceritakan sosok mertuanya yakni Ramdani atau Ustaz Nday, yang menjadi korban tewas, dalam kecelakaan bus di Tol Cipularang KM 80.
Kala dikunjungi di rumah duka di Desa Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang pada Kamis (26/12/2024), Aldi terlihat menyibukkan diri, agar kesedihannya tak terus berlarut.
Sebagai seorang tokoh agama, Ustaz Nday disebut Aldi sebagai pengajar yang disegani masyarakat. 
Meskipun kata dia, Ustaz Nday tak pernah terlihat marah saat memimpin pengajian di rumahnya.
"Abah (Ustaz Nday) itu orang yang sangat sabar, saya enggak pernah lihat dia marah atau tegas, mungkin itu yang buat dia disenangi masyarakat di sini," ujar Aldi.
Meski jarang eksis di hadapan publik, Aldi mengatakan Ustaz Nday cukup tersohor di lingkungannya.
Tak hanya di Desa Legok, Ustaz Nday bahkan dikenal masyarakat luas sebagai guru ngaji dan tokoh agama.
"Beliau cukup tersohor, dari luar Desa Legok pun banyak yang kenal dengan mertua saya sebagai guru ngaji dan seorang ustaz," paparnya.
Sambil menengadahkan kepalanya, Aldi kemudian teringat perkataan yang selalu dilontarkan sang mertua, yakni "jangan terlalu berharap pada manusia, berharap lah hanya kepada Allah SWT".
"Ada hal yang sering disampaikan beliau ke saya, yaitu jangan terlalu berharap sama orang, tapi saya belum bisa nerapin petuah itu," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, kecelakaan maut tersebut terjadi di Tol Cipularang, tepatnya di KM 80 B, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Sebuah bus pariwisata yang sarat dengan penumpang berisi rombongan peziarah asal Tangerang, Banten, mengalami kecelakaan fatal sehingga menewaskan dua orang dan melukai 56 lainnya.
Kecelakaan ini melibatkan bus pariwisata PO Qonita berwarna merah dengan nomor polisi B 7363 NGA dan sebuah truk pengangkut kerikil.
Bus yang sedang dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakarta tiba-tiba menabrak bagian belakang truk yang mengangkut batu kerikil.
Perjalanan rombongan peziarah itu dimulai sekitar pukul 16.00 WIB, setelah mereka menyelesaikan ziarah di Pamijahan, Tasikmalaya.
Di dalam bus, sebagian besar penumpang terlelap, menikmati istirahat setelah kegiatan spiritual mereka.
Namun, semuanya berubah dalam sekejap saat tabrakan terjadi.
Salah satu penumpang yang selamat, Udin, menceritakan betapa mendalamnya kepanikan yang menyelimuti saat tabrakan terjadi.
"Kami baru bangun setelah tabrakan," katanya.
Dalam sekejap, harapan dan kebahagiaan yang semula mengisi perjalanan ziarah itu berubah menjadi kesedihan dan trauma.
Dua orang yang tewas dalam insiden ini menambah deretan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat.
Sementara itu, 56 penumpang yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Abdul Radjak Purwakarta untuk mendapatkan perawatan. (m41)

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved