5 Kejanggalan Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Mendarat dari Arah Berlawanan hingga Flaps Tidak Terbuka

Keduanya disebut adalah pramugari. Mereka selamat karena duduk di bagian ekor pesawat. Banyak yang menyayangkan kecelakaan pesawat itu terjadi

Editor: Joseph Wesly
(YONHAP via AFP)
Pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024).179 orang dinyatakan tewas. 

Pesawat memiliki flaps untuk bisa bermanuver dengan mudah di kecepatan rendah.

Flaps akan menjulur bertahap, tergantung kecepatan pesawat.

Makin pelan, makin bertambah flaps yang menjulur keluar di sisi belakang pesawat. Rekaman video kecelakaan menunjukkan sayap dalam konfigurasi yang bersih (clean) alias tidak nampak adanya flaps yang keluar.

Sekali lagi, jika sistem hidrolik rusak, flaps tetap bisa dijulurkan dengan backup elektrik, meski membutuhkan waktu agak lama.

Pilot harus menekan switch di kokpit agak lama hingga flaps menjulur di sudut yang dibutuhkan untuk membantu mendarat. Lihat Foto Pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024).

Api dan asap tampak membubung dari bangkai pesawat Boeing 737-800 ini. Sebanyak 47 korban tewas, dari total 181 orang di pesawat.(YONHAP via AFP)

2. Mendarat dari arah berlawanan

Menurut pejabat Menteri Transportasi Korea Selatan, setelah bird strike, dan mengumumkan mayday, pilot berusaha mendaratkan pesawat di runway dari arah yang berlawanan.

Keputusan ini juga menimbulkan pertanyaan bagi investigator, mengapa pilot ingin segera mendaratkan pesawat, alih-alih berputar kembali dan mendarat dari arah semula.

Dengan demikian, pilot memiliki waktu lebih lama untuk berpikir dan melakukan troubleshooting, dan menyiapkan konfigurasi pesawat yang sesuai sebelum mendarat.

Mendarat dari arah runway aktif saat itu juga berarti ada komponen tailwind (angin dari belakang) yang berperan, yang berpengaruh pada kecepatan pesawat saat mendarat.

Biasanya pesawat mendarat dengan arah headwind (angin dari depan)

3. Kecepatan tinggi saat belly landing

Kejanggalan berikutnya adalah kecepatan pesawat saat mendarat belly landing (tanpa roda), yang dianggap terlalu kencang.  

Dalam video yang terlihat, selain thrust reverser mesin yang membuka, sistem pengereman pesawat lain tidak aktif, seperti spoiler di sayap.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved