3 Kecelakaan Pesawat dalam 24 Jam dan Tewaskan 179 Orang, Masih Amankah Menumpang Pesawat Terbang?

Kecelakaan terburuk datang dari Jeju Air pada Minggu (29/12/2024) pagi. Dari 181 penumpang Jeju air, cuma dua orang penumpang yang hidup.

Editor: Joseph Wesly
(YONHAP via AFP)
Pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Sebanyak 179 orang dinyatakan tewas. 

Ban pesawat yang lepas terjadi pada salah satu pesawat yang dioperasikan oleh United Airlines.

Maskapai itu dilaporkan memiliki armada pesawat 737 MAX 9 paling banyak, sampai 79 pesawat.

 Lantas, masih amankah kita bepergian naik pesawat?

Naik pesawat paling aman Ramainya pemberitaan masalah pada pesawat belakangan ini mungkin telah membuat beberapa dari Anda merasa khawatir terhadap keselamatan penerbangan. Tetapi, analis dan konsultan dirgantara di Amerika Serikat (AS), Richard Aboulafia, pernah menyebut pesawat merupakan alat transportasi paling aman yang pernah diciptakan.

Ini jika dibandingkan dengan jumlah kecelakaan lalu lintas di AS di mana rata-rata setiap hari ada 737 orang tewas.

"Ini adalah moda transportasi teraman yang pernah diciptakan, sedangkan setiap hari di jalan raya negara ini sekitar 737 orang tewas," kata Richard Aboulafia, sebagaimana diberitakan Associated Press (AP) pada Maret 2024.

Dewan Keamanan Nasional AS memperkirakan, orang Amerika memiliki peluang 1 berbanding 93 kematian akibat kecelakaan kendaraan bermotor.

Sementara kematian di pesawat terbang terlalu jarang untuk bisa dihitung. Padahal untuk tahun 2023 saja, terdapat 9,6 juta penerbangan. 

Sedangkan pada lalu, tercatat sedikitnya 44.000 orang tewas dalam kecelakaan kendaraan di AS. Di AS sendiri, kecelakaan mematikan terakhir yang melibatkan pesawat terjadi pada Februari 2009.

Baca juga: Kronologi Jeju Air Kecelakaan di Bandara Muan Korsel, 179 Orang Penumpang Tewas, 2 Selamat

Hanya, tidak banyaknya kecelakaan fatal pada penerbangan tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi keselamatan penerbangan. 

Terdapat ukuran lain yang bisa digunakan untuk melihat tingkat keselamatan penerbangan, yaitu dari seberapa sering pilot menyiarkan panggilan darurat kepada pengawas lalu lintas udara. 

Data situs pelacakan populer penerbangan, Flightradar24, menunjukkan panggilan darurat pilot meningkat sejak pertengahan Januari lalu, tetapi masih di bawah intensitas panggilan pada 2023.

Meski begitu, panggilan darurat juga sebenarnya bukan ukuran yang tepat karena pesawat mungkin tidak sedang dalam bahaya.

Terkadang malah pesawat yang mengalami masalah tidak pernah memperingatkan pengawas. Hal yang pasti, sebuah panel ahli yang menyelidiki serangkaian kecelakaan pesawat di AS pada November 2023 pernah melaporkan, ada banyak faktor penyebab kecelakaan penerbangan.

Itu termasuk kekurangan tenaga pengontrol lalu lintas udara, teknologi pelacakan pesawat sudah ketinggalan zaman, dan masalah lainnya yang menimbulkan ancaman semakin besar terhadap keselamatan di udara.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved