Pagar Laut di Tangerang
Pagar Misterius di Laut Pesisir Kabupaten Tangerang, Nelayan Mengeluh Tak Bisa Cari Kerang dan Udang
Pagar misterius sepanjang 30,16 kilometer, yang membentang di laut pesisir Kabupaten Tangerang, membuat nelayan mengeluh.
Penulis: Nurmahadi | Editor: Joko Supriyanto
Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pagar misterius sepanjang 30,16 kilometer, yang membentang di laut pesisir Kabupaten Tangerang, membuat nelayan mengeluh.
Pasalnya, pagar tersebut membuat para nelayan tak bisa mencari udang dan kerang, yang mayoritas berada di pinggir pantai.
Hal itu diungkap Nelayan di Desa Karang Serang, Darsono (55) saat diwawancarai, Kamis (9/1/2025).
Darsono menjelaskan, hasil tangkapan di aera itu biasanya udang, kerang hingga kepiting rajungan.
Namun setelah adanya pagar tersebut, dia pun enggan mengambil risiko.
Pasalnya kata dia, kapal nelayan berpotensi menabrak pagar dan menyebabkan kerusakan, jika mendekat ke area pagar laut.
"Sekarang lebih menjauh (dari pagat laut) apalagi kalau masuk ke situ, anginnya ya kenceng kan kita takutin nih nabrak sama, takut diomelin," paparnya.
Darsono menuturkan, hasil tangkapan kerang dan udang itu merupakan mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dia pun mengaku sedih, harus kehilangan pekerjaannya, karena adanya pagar misterius tersebut.
"Ya kan hasil kita cari di pinggir-pinggir itu buat makan. Cuma buat makan. Sekarang kalau ada pagar laut udah gabisa lagi, nah angin kenceng kan kita susah buat ke tengah. Makanya sekarang nganggur total jadi gabisa kepinggir," ungkapnya.
Sepengetahuan Darsono, pagar laut itu telah dibangun kurang lebih selama 8 bulan, yakni pada Agustus 2024.
"Lewatnya satu susah, terus biasanya kita nebar jaring ke pinggir, cuma sekarang nggak bisa. Soalnya kan pagarnya nggak lurus. Di pinggirnya kan dikasihin lagi (berbentuk zig-zag)," jelasnya.
Mirisnya, nelayan di sekitar pantai juga tak diberikan informasi soal adanya pemasangan pagar laut tersebut.
Para nelayan pun tak mengetahui, kapan dan untuk apa pagar laut itu dibangun.
"Misalnya kita mau lari ke Tanjung Kait, kan biasanya kita udah keluar langsung lurus, sekarang belok. Enggak bisa masuk ke pinggir lagi, takut nabrak," kata Darsono.
"Karena kalau orang kecil takut kena denda kan katanya itu pembangunan pemerintah, jadi kita agak jauhan dikit (berjalan memutar)," tambahnya.
Darsono pun hanya bisa pasrah, dan menilai jika nelayan merupakan orang kecil, sehingga tak bisa berbuat banyak.
"Tapi kalau pemerintah mau dibikin apa ya gimana lah, terserah lah. Orang kecil mah enggak bisa apa-apa, namanya kita orang kecil," ungkapnya. (m41)
Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Minta Polemik Penangguhan Penahanan Arsin Cs Ditanyakan ke Polisi |
![]() |
---|
Respons Kompolnas Soal Penangguhan Penahanan Kades Kohod Arsin di Kasus Pagar Laut Tangerang |
![]() |
---|
Warga Kohod Gelar Aksi usai Arsin 'Dibebaskan', Berharap Kejagung Usut Dugaan Tipikor Pagar Laut |
![]() |
---|
Alasan Bareskrim Polri Tangguhkan Penahanan Kades Kohod Arsin yang Bikin Warga Kecewa Berat |
![]() |
---|
Kecewa Kades Arsin 'Dibebaskan', Puluhan Warga Alar Jiban Gelar Pernyataan Sikap, Tuntut 6 Hal Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.