Warga Sebut Kades Kohod Arsin Koleksi Puluhan Motor RX-King dan 4 Mobil Termasuk Rubicon

Barangnya banyak banget ya. Dia punya koleksi Rx-King aja ada puluhan. Kemudian CRV aja kalau nggak salah dua, Civic satu ya. Robicon satu

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joseph Wesly
TRIBUNTANGERANG.COM/Nurmahadi
KADES KOHOD MUNCUL- Kades Kohod, Arsin bin Asip (tengah) akhirnya menampakkan diri, setelah disebut menghilang usai membuat kegaduhan dalam kasus pagar laut di pesisir Tangerang, Jumat (14/2/2025). Dalam kesempatan itu, Arsin meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi, dan menyebut bahwa dirinya juga merupakan korban. (TRIBUNTANGERANG.COM/Nurmahadi)  

Laporan Reporter Tribuntangerang.com, Nurmahadi

TRIBUNTANGERANG.COM, PAKUHAJI- Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip disebut-sebut tak hanya memiliki mobil mewah, namun juga mengoleksi puluhan motor Yamaha RX-King.

Hal itu diungkap warga Alar Jiban, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Aman Rizal kepada wartawan, Sabtu (15/2/2025). 

"Barangnya banyak banget ya. Dia punya koleksi Rx-King aja ada puluhan. Kemudian CRV aja kalau nggak salah dua, Civic satu ya. Robicon satu," kata dia kepada wartawan. 

Dia juga mengatakan kehidupan Arsin memang terlihat mewah. Bahkan kata Rizal, Arsin kerap nyawer di tempat hajatan warga yang mengundang grup musik dangdut. 

"Jadi memang gaya hidup mereka memang gaya hidup glamour. Yang gemar dengan sawer-sawer sana-sini di tempat keramaian yang tujuannya biar punya kesan beda dari yang lain seperti itu," jelasnya. 

Di samping itu, Rizal juga menyampaikan sejumlah perkerja di rumah Arsin dipanggil sebelum adanya penggeledahan dari Bareskrim Polri beberapa hari lalu. 

Pemanggilan itu kata Rizal, dilakukan agar para pekerja di rumah Arsin dapat menjawab pertanyaan dari Bareskrim, terlebih soal keberadaan Arsin. 

"Seperti kemarin aja saya dengar mau ada penggeledahan itu, ada pekerja-pekerja itu dipanggil dulu ke (kantor) desa. Jadi intervensi harus jawab ini, harus jawab itu," kata dia kepada wartawan.

Rizal mengaku, intervensi terhadap para pekerja itu dilakukan salah satu oknum perangkat Desa Kohod. 

Baca juga: Batuk dan Pilek Jadi Alasan Kades Kohod Arsin Menghilang, Sebut Dirinya Korban Buka Pelaku

"Terus di sini (Alar Jiban) kalau ada yang mau ngambil gambar atau datang ke kantor desa itu sudah banyak mendapatkan tekanan. Interogasi kasih inilah, itulah sepertinya. Jadi itu sudah betul-betul tidak bisa ada kebebasan di situ, ada apa di situ?" jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, selain menggeledah kantor Desa Kohod, Bareskrim Polri juga turut melakukan penggeledahan di rumah Kades Arsin, di Jalan Kali Baru, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Senin (10/2/2025). 

Pantauan di lokasi, rumah luas berwarna putih itu digeledah sejumlah penyidik Bareskrim Polri, sekira pukul 19.00 WIB malam. 

Terlihat pengawal Kades atau "Paspamdes" kurang lebih sebanyak 10 orang terlihat berjaga di rumah Kades Arsin, saat penggeledahan. 

Selain itu, terlihat pula Ketua RT dan RW setempat ikut menyaksikan penggeledahan tersebut. 

Sebelum melakukan penggeledahan, satu di antara petugas Bareskrim, terlihat menyampaikan tujuan penggeledahan. 

“(Pengadilan Negeri Tangerang) Menetapkan memberikan izin kepada penyidik untuk melakukan penggeledahan. Rumah tertutup atau alat angkut terhadap terlapor Arsin bin Asip, Ditandatangani secara elektronik (oleh Ketua PN Tangerang,” ucap penyidik Bareskrim Polri di lokasi. 

Setelah itu, penyidik langsung maduk ke rumah Arsin dan memulai melakukan penggeledahanx serta mengambil berkas yang diperlukan. 


Di samping itu, terlihat pula satu unit mobil Honda Civic berplat nomor B 412 SIN dan Mobil Avanza berplat dinas terparkir di halaman rumah Arsin.

Menghilang karena Sakit

Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Asip akhirnya menampakkan dirinya ke publik, pada Jumat (14/2/2025) sore. 

Usai memutuskan tampil di publik, Arsin langsung mengadakan konferensi pers di rumahnya Jalan Kali Baru, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. 

Arsin terlihat mengenakan baju muslim putih, peci hitam, dan sarung. Tak lupa dia juga tampak mengenakan jam tangan mewah berwarna emas. 

Berbeda dengan saat dirinya menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Desa Kohod pada beberapa minggu lalu, raut wajahnya Arsin kini terlihat lesu. 

Tak hanya terlihat lesu, Arsin juga terlihat batuk terus menerus saat konferensi pers berlangsung. 

Dia tampak sering minum air putih saat konferensi pers, guna meredakan rasa gatal di tenggorokanya. 

Atas hal itu pun membuat dirinya enggan menjawab pertanyaan dari awak media. 

Menurut kuasa hukumnya, kondisi Arsin bin Asip sedang kurang sehat. 

"Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti," kata Kuasa hukum Arsin, Yunihar. 

Seusai konferensi pers, awak media juga mencoba untuk menghampiri Arsin dan berbincang dengannya. 

Dalam momen itu, Arsin mengaku bahwa dirinya sedang tidak enak badan. 

"Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana," ujar Arsin. 

Tak hanya itu, Arsin mengaku berat badannya turun hingga 10 kilogram. Akan tetapi turunnya berat badan itu bukan karena kasus pagar laut yang saat ini menyandungnya. Melainkan karena kelelahan. 

"Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek," ungkap Arsin. 

Kendati begitu, Asrin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Hanya sakit demam dan batuk yang biasa dialami. 

"Alhamdulillah enggak ada (riwayat penyakit berat) , hanya demam sama batuk," tuturnya. 

Di samping itu, Arsin juga mengatakan segala kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod tak pernah dia harapkan. Dia pun meminta maap kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegaduhan yang telah terjadi. 

"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku Kepala Desa. Atas kegaduan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kami harapkan," kata dia kepada wartawan, Jumat (14/2/2025). 

"Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maap. Saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod. Dan serta seluruh warga negara Indonesia," tambahnya. 

Arsin juga mengaku bahwa dalam kasus ini dirinya turut menjadi korban dari perbuatan pihak lain. 

Dia pun menilai, hal itu terjadi akibat dari ketidak hati-hatiannya dalam pelayanan publik di Desa Kohod.

"Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ke tidak hati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod," ungkapnya. 

Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari.

Minta Maaf Bikin Gaduh

Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip akhirnya muncul ke permukaan, setelah namanya jadi perbincangan publik terkait kasus pagar laut di Pesisir Kabupaten Tangerang.

Sambil mengenakan peci hitam dan baju Muslim putih, Arsin menyebut segala kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod tak pernah dia harapkan. 

Dia pun meminta maap kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegaduhan yang telah terjadi. 

"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku Kepala Desa. Atas kegaduan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kami harapkan," kata Arsin kepada wartawan, Jumat (14/2/2025). 

"Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maap. Saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod. Dan serta seluruh warga negara Indonesia," tambahnya. 

Arsin juga mengaku bahwa dalam kasus ini dirinya turut menjadi korban dari perbuatan pihak lain. 

Dia pun menilai, hal itu terjadi akibat dari ketidak hati-hatiannya dalam pelayanan publik di Desa Kohod.

"Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ke tidak hati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod," ungkapnya. 

Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari.

Bukan Pelaku tapi Korban

Kuasa hukum Kades Kohod, Arsin, yakni Yunihar menegaskan kliennya bukanlah aktor dari pemagaran laut dan penerbitan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di area pagar laut. 

Dia menyebut, Arsin merupakan korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi, dan terlalu percaya terhadap pihak ketiga. 

"Faktanya klien kami sebagai Kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi, dan terlalu percaya kepada pihak ketiga yang berinisial SP dan C," kata Yunihar kepada wartawan, Jumat (14/2/2025). 

Yunihar menjelaskan, pihak ketiga itu datang ke Desa Kohod pada pertengahan 2022.

Mereka bertujuan untuk menawarkan dan mengurus peningkatan alas hak tanah berupa tanah garap milik sejumlah warga yang menjadi sertifikat.

"Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat terhadap penerbitan SHM maupun SHGB, klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi," jelas Yunihar. 

Yunihar berharap, untuk mengedepankan asas praduga tidak bersalah sampai kemudian putusan pengadilan keluar. 

Di samping itu, Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip akhirnya muncul ke permukaan, setelah namanya jadi perbincangan publik terkait kasus pagar laut di Pesisir Kabupaten Tangerang.

Sambil mengenakan peci hitam dan baju Muslim putih, Arsin menyebut segala kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod tak pernah dia harapkan. 

Dia pun meminta maap kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegaduhan yang telah terjadi. 

"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku Kepala Desa. Atas kegaduan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kami harapkan," kata dia kepada wartawan, Jumat (14/2/2025). 

"Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maap. Saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod. Dan serta seluruh warga negara Indonesia," tambahnya. 

Arsin juga mengaku bahwa dalam kasus ini dirinya turut menjadi korban dari perbuatan pihak lain. 

Dia pun menilai, hal itu terjadi akibat dari ketidak hati-hatiannya dalam pelayanan publik di Desa Kohod.

"Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ke tidak hati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod," ungkapnya. 

Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari. (m41) 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved