Berita Daerah

Pengakuan Bu Guru Salsa Usai Video Joget Tanpa Busana Tersebar di Medsos: Minta Maaf Merasa Dijebak

Setelah video joget tanpa busana tersebar di media sosial, Bu Guru Salsa akhirnya memberikan pengakuan jujur atas kegaduhan yang terjadi.

Editor: Joko Supriyanto
TribunMataraman.com/Imam Nawawi
GURU JEMBER VIRAL - Guru di Kabupaten Jember yang viral di medsos karena konten tanpa busana, hasil tangkapan layar dari TribunMataraman.com pada Rabu (26/2/2024). Aksi Bu Guru Salsa ini mengundang banyak perhatian karena ia adalah seorang tenaga pendidik. (TribunMataraman.com/Imam Nawawi) 

TRIBUNTANGERANG.COM - Setelah video joget tanpa busana tersebar di media sosial, Bu Guru Salsa akhirnya memberikan pengakuan jujur atas kegaduhan yang terjadi.

Dalam pernyataanya yang diunggah melalui akun TikTok-nya pada Sabtu (22/2/2025), Bu Guru Salsa memberikan klarifikasi.

Ia mengaku, nekat melakukan aksi itu karena diiming-imingi mobil oleh pacar onlinenya.

Namun ternyata, ia baru sadar kalau dirinya hanya ditipu hingga videonya tersebar.

Keduanya berkenalan pada November 2024 lalu.

Berikut rangkuman klarifikasi Bu Guru Salsa:

"Dari cowok online yang deketin aku, pelaku ini yang paling menjanjikan (dia mengaku pengusaha kaya yang memiliki bisnis di Kalimantan, tidak punya akses WhatsApp namun hanya bisa di Instagram."

"Aku tidak sadar kalau ini perilaku penipuan, terus dia juga nggak mau ngasih identitas dengan alasan keamanan atau menolak VC (Video Call) karena alasan sinyal di pedalaman) percakapannya kebanyakan manipulatif dan akupun terlena mengikuti permainannya."

"Pelaku juga mengaku tidak available untuk video call dengan alasan keamanan atau alasan tidak ada sinyal."

"Namun, suatu ketika dia request aku untuk bisa video call dan melakukan adegan vulgar, kurang dari 3 menit video call itu oleh pelaku simpan, pelaku sendiri dalam video call tidak menunjukan wajahnya, yang on cam hanya aku saja."

"Aku menuruti instruksi pelaku dengan polosnya dengan alasan dia tidak bisa on cam karena susah sinyal atau takut resiko di tempat dia bertugas," demikian klarifikasi Bu Guru Salsa.

Akibat dari penyebaran video tersebut, Bu Guru Salsa mengaku menyesal dan meminta maaf kepada keluarga dekat dan tempat kerjanya.

Dikabarkan Mengundurkan Diri

Kepala Dinas Pendidikan Jember, Hadi Mulyono, juga ikut merespons kabar tersebut.

Ia mengaku, telah melakukan penelusuran di sekolah tempat pelaku mengajar.

"Informasi yang bersangkutan sudah mengundurkan diri," jelas Hadi.

 Hadi mengatakan, pelaku merupakan tenaga pendidik ini statusnya masih magang dan belum menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pun Guru Tidak Tetap (GTT) yang digaji pemerintah. 

"Jadi guru ini honornya dari sekolah, yang bersangkutan sudah mengundurkan diri sebelum peristiwa terjadi," jelas Hadi.

Salsa ternyata lulus berkas Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Nama guru perempuan tersebut masuk 3.844 pelamar yang lulus seleksi administrasi PPPK Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember Pra Sanggah. 

Tampak, perempuan ini mengambil formasi tenaga teknis administrasi perkantoran di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ambulu, Jember

Hal tersebut berdasarkan hasil seleksi berkas PPPK Pengumuman Nomor:800.1.2.2/664/35.09.414/2025 yang ditandatangani Plt Bupati Jember Muhammad Balya Firjaun Barlaman pada 13 Februari 2025.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Jember, Mufid meminta, Dinas Pendidikan (Dispendik) segera mengambil langkah tegas. 

"Dan di dalam seleksi (PPPK) harus berhati-hati, jangan sampai diulangi," ujarnya dilansir Tribun-medan.com, Minggu (23/2/2025).

Menurutnya, munculnya video tak senonoh guru perempuan tersebut telah mencoreng dunia pendidikan.

Sebab dikhawatirkan akan dicontoh anak didiknya.

"Karena guru kan digugu (dipatuhi) dan ditiru, dan harus jadi teladan bagi murid-muridnya," papar Mufid. 

Mufid menilai, adanya video tak senonoh guru menambah masalah dalam sistem pendidikan di Jember, di tengah pemerintah melakukan efisiensi anggaran. 

"Kebijakan pemerintah efisiensi dan sekarang ditambah adanya oknum guru," ujarnya. 

Legislator PKB ini menilai, jika organisasi perangkat daerah (OPD) tidak mengambil langkah dalam masalah ini, akan terjadi insiden buruk terhadap masa depan pendidikan. 

"Di tengah perjuangan teman-teman honorer.

kalau ini tidak segera dibereskan akan menambah persoalan," pungkasnya.

 

(Tribunnnews.com/Galuh Widya Wardani/Tribun-Medan.com)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved