5 Syarat yang Harus Dipenuhi Driver Ojol agar Dapat THR dari Aplikator, Sebulan Minimal 250 Orderan

Pasalnya Aplikator memasang sejumlah persyaratan yang bagi sebagian driver terlalu muluk-muluk dan sulit terwujud

Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com/GARRY ANDREW)
DEMO TUNTUT THR- Sejumlah driver ojek online demo di depan Istana Negara, Jakarta menuntut TH, Selasa (27/3/2018). Aplikator memberikan 5 syarat agar dirver ojol bisa mendapatkan THR. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Euforia driver ojek online yang kadung senang mendapatkan Tunjangan Hari Raya dari aplikator seketika reda.

Bukan tidak bersyukur, namun beratnya syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan THR tersebut dianggap sulit ditembus.

Pasalnya Aplikator memasang sejumlah persyaratan yang bagi sebagian driver terlalu muluk-muluk dan sulit terwujud.

Pasalnya tidak semua driver bekerja penuh seharian. Ada  banyak driver yang sekedar mencari tambahan sebagai driver.

Pengemudi yang bekerja sambilan sebagai ojol dipastikan tidak akan mendapatkan THR.

Selain itu driver yang cuma online sesukanya juga dipastikan tidak akan merasakan nikmatnya uang THR.

Pasalnya aplikator memasang sejumlah syarat yang harus dipenuhi driver ojol agar bisa mendapatkan kucuran THR.

Aplikator memasang 5 syarat yang harus bisa dipenuhi para driver.

Satu di antara syarat yang paling berat dari aplikator yakni para driver wajib memiliki orderan minimal 250 per bulan.

Berikut persyarat THR dari pihak aplikator yang wajib dipenuhi driver ojol agar bisa mendapatkan THR:

1. Memenuhi jumlah orderan minimal 250 trip dalam satu bulan.

2. Wajib online setidaknya sembilan jam dalam sehari.

3. Menjaga tingkat penyelesaian orderan yang baik.

4. Mempertahankan rating pengemudi yang tinggi.

5. Tidak melanggar kode etik aplikasi.

Tak yakin bisa dapat

Sejumlah pengemudi ojol merasa tak yakin bisa mendapatkan THR lantaran sejumlah syarat yang harus dipenuhi terasa memberatkan.

"Pesimis, karena di aplikasi ini kan muncul ada kriteria tertentu, ada kriteria-kriteria. Kita baca kalau dari kriteria itu ya jelas enggak mungkin semua dapat," tutur pengemudi ojol bernama Slamet saat ditemui Kompas.com, Kamis (13/3/2025).

Menurut Slamet, pemberian THR seharusnya tidak perlu dengan syarat sehingga seluruh pengemudi ojol bisa mendapatkannya.

"Iya lah, kalau mau dikasih THR ya, kasih saja, mungkin di sana ada data orang yang aktif dan enggak aktif. Sekarang banyak driver-driver daftar dari tahun 2015 hingga 2018, apakah harus ditentukan dari bulan-bulan ini kan enggak mungkin," ungkap Slamet.

Slamet mencontohkan, salah satu syarat yang dianggap memberatkan para pengemudi ojol adalah diharuskan menyelesaikan 250 orderan dalam satu bulan.

"Iya 250-an, ada kriteria-kriteria yang artinya memang memberatkan kita sebagai driver untuk bisa mendapatkan THR," tutur Slamet.

 

Berharap lebih dari 20 persen

Pengemudi ojol bernama Yono berharap besaran THR yang nantinya diberikan bisa lebih dari 20 persen.

Sebagai informasi, THR untuk pengemudi ojol jumlahnya sebesar 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 12 bulan terakhir.

"Kalau bisa sih jangan (20 persen), karena kita orderan kadang-kadang naik turun, kalau dipukul 20 persen enggak mencapai segitu. Karena pendapatan kita enggak bisa stabil," kata Yono kepada Kompas.com, Kamis.

Yono mengaku bahwa orderan yang diterimanya dalam beberapa bulan terakhir semakin sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kendati demikian, ia menganggap pemberian THR ojol baik untuk para pengemudi lantaran mereka belum pernah mendapatkannya

"Bagus sih, karena selama ini belum ada namanya bonus atau THR ya alhamdulillah kalau benar-benar cair THR-nya," ungkap Yono.

Berharap THR Rp 3 juta

Pengemudi ojol bernama Rahmat (32) berharap bisa mendapat THR dari aplikator sebesar Rp 3 juta.

"Minimal (besaran THR Ojol) Rp 3 juta, karena kalau dihitung per hari, sama aja kaya sehari Rp 100.000," ujar Rahmat saat ditemui di Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2025).

Sementara itu, pengemudi ojol lain bernama Taufiq Rachmad (29) tak berharap nominal THR yang terlalu besar.

"Enggak mengharapkan banyak, yang penting ada. Kan lumayan buat tambah-tambahan," ucap Taufiq.

Namun, Taufiq menilai besaran THR ojol yang layak sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta dikutip dari Kompas.com 

Arahan Prabowo Soal THR OJOL

Pesiden RI Prabowo Subianto telah resmi mengumumkan kebijakan terbaru terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) bagi pekerja swasta, BUMN, dan BUMD. 

Prabowo menjelaskan, ia memberikan perhatian khusus kepada pengemudi dan kurir online, yang berperan penting dalam layanan transportasi dan logistik di Indonesia agar mendapatkan THR. 

Adapun kebijakan ini setelah pertemuan Prabowo Subianto dengan pimpinan perusahaan aplikasi transportasi online yakni CEO Gojek Patrick Waluyo dan CEO Grab Anthony Tan, serta perwakilan sopir online dari kedua platform ojek online tersebut di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/5/2025).

"Untuk itu pemerintah mengimbau kepada seluruh perusahaan layanan transportasi aplikasi untuk memberi Bonus Hari Raya dalam bentuk uang tunai dengan mempertimbangkan keaktifan pekerja," kata Prabowo,"

Kemudian Prabowo Subianto menjelaskan, saat ini terdapat sebanyak 250.000 pekerja pengemudi online aktif dan kurang lebih 1-1,5 juta yang statusnya part time. 

"Untuk mekanisme besaran ini kita serahkan nanti untuk dirundingkan dan akan disampaikan oleh Menaker melalui Surat Edaran," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Ketua Umum Gerindra ini berharap, kebijakan THR  ini dapat membuat pekerja dan pengemudi online ikut merasakan libur dan mudik Lebaran dengan baik.

"Saya ucapkan terimakasih kepada menteri ketenagaan, menhub, mensesneg, seskab dan juga pimpinan perusahaan atas kerjasama yang bai, juga saya ucapkan terimakasih kepada para pengemudi online dimanapun anda berada," imbuhnya. 

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan alias Noel menerima puluhan driver online yang unjuk rasa ke loby kantornya, Senin (17/2/2025).

Sejumlah driver menyampaikan aspirasinya salah satunya adalah soal tunjangan hari raya (THR) Idulfitri 2025.

Wacana ini sudah disampaikan oleh Kemenaker kepada driver Ojol sejak tahun 2024 lalu tapi tidak pernah terealisasi.

Yassierli menerangkan, kantornya adalah rumah bagi seluruh pekerja di Indonesia sehingga Kemenaker harus menerima kedatangannya.

"Sama seperti waktu itu teman-teman buruh terkait upah minimum kami terima di depan halaman," katanya, Senin.

Namun, kata dia, rekan-rekan Ojol diterima di lobby dan menyampaikan langsung keluh kesahnya selama ini agar bisa ia tindak lanjuti.

Yassierli menyatakan, dirinya akan menjalan program asta cita milik Prabowo Subianto terkait penciptaan lapangan pekerjaan.

Di mana, Kemenaker sangat konsentrasi agar seluruh pekerja di Indonesia mendapatkan jaminan sosial, upah layak dan kesejahteraan.

"Kami juga sudah undang pakar terkait status yang tadi sudah disampaikan. Saya juga sudah menerima beberapa kali perwakilan dari pengusaha (pihak aplikator)," tegasnya.

Yassierli menerangkan, THR merupakan budaya Indonesia dan ia sangat setuju jika driver Ojol menerima dari pihak apilkasi.

Ia pun bisa membayangkan bagaimana perasaan driver Ojol ketika akhir puasa ramadan tapi tidak dapat THR.

"Anaknya nanya, THR bapak mana, itu kami juga rasakan (kalau enggak dapat gimana). Jadi ayo kita sama-sama duduk, disukusikan tujuan kita bagaimana kesejahteraan, jaminan hadir," imbuhnya. (m32).

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved