Pagar Laut di Tangerang

Belum Rampung, KKP Jadwalkan Pembongkaran Pagar Laut yang Tersisa di Pesisir Tangerang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI akan menjadwalkan ulang pembongkaran pagar laut yang masih tersisa di perairan Kabupaten Tangerang.

Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com/Nurmahadi
PAGAR LAUT MISTERIUS - Pagar laut di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang masih berdiri kokoh meski diklaim telah dicabut pemerintah sepenuhnya, pada Jumat (14/3/2025). Nelayan Alar Jiban mengaku kaget dan mempertanyakan keseriusan pemerintah. (Tribuntangerang.com/Nurmahadi)  

Laporan Reporter Tribuntangerang.com, Nurmahadi

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI akan menjadwalkan ulang pembongkaran pagar laut yang masih tersisa di perairan Kabupaten Tangerang dalam waktu dekat. 

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PDKP) KKP, Pung Nugroho Laksono mengatakan, pihaknya akan mulai melakukan pembongkaran pada Rabu 16 April 2025.

"Rencana hari Rabu, 16 April 2025 besok kami akan mulai lagi pembongkaran pagar laut," kata dia saat dikonfirmasi, Minggu (13/4/2025). 

Menurut Nugroho, pembongkaran pagar laut itu sempat terhenti, karena memasuki bulan suci Ramadan. 

Terlebih kata dia, cerucuk bambu yang menancap di dalam air, sangat sulit untuk dicabut. 

"Setelah kemarin kami hentikan pencabutanya karena bulan Ramadan.  Karena personil kami melaksankan ibadah puasa," kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, sejumlah nelayan mengaku kaget lantaran pagar laut di Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang yang sebelumnya disebut telah dibongkar, kini masih berdiri kokoh. 

Berdasarkan citra satelit yang didapat dari bibir pantai terdapat pagar bambu yang masih berdiri sepanjang 812,99 meter. 

"Kita pikir mau semua kan. Biar sekalian selesai. Enggak taunya enggak semua," ucap Nelayan Alat Jiban, Kohod, Marto saat diwawancarai, Jumat (14/3/2025). 

Pagar laut yang belum terbongkar itu berbentuk kavling, hingga membuat nelayan yang bergerak dari Timur tetap harus meliuk-liuk menghindari cerucuk pagar laut. 

Marto mengatakan, perahu miliknya sempat dipakai oleh pihak direktorat jenderal pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan (PSDKP). Ia bahkan sempat dimintai keterangan testimoni.

"Kurang dari seminggu di sini. Nyewa kapal saya. Pas di sini cuma PSDKP doang," ujar Marto. 

Marto kaget kaget bercampur sedih setelah mendengar informasi di media massa maupun media sosial bahwa pemerintah klaim telah cabuti pagar bambu di perairan Utara Tangerang. (m41) 

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved