Respons Istana Soal PKS yang Sebut Jangan Ada Matahari Kembar usai 2 Menteri Sebut Jokowi 'Bos'
Kunjungan ini sebenarnya adalah hal yang biasa di mana para menteri tersebut juga sempat menjadi pembantu Jokowi saat menjabat sebagai Presiden
TRIBUN TANGERANG.COM, SOLO- Beberapa hari lalu beberapa orang menteri mendatangi rumah presiden ke-7 Indonesia Jokow Widodo di kediamannya di solo.
Rombongan ini datang untuk bersilaturahmi karena masih dalam momen idulfitri 2025.
Mereka yang hadir di kediaman pria yang akran disapa Jokowi ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas).
Zukhas menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025) siang.
Satu hari sebelumnya Menteri ESDM yang juga Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia juga menemui Jokowi.
Selanjutnya menteri yang juga datang ke kediaman eks wali kota Solo ini adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Keduanya kompak datang pada Jumat (11/4/2025) siang.
Kunjungan ini sebenarnya adalah hal yang biasa di mana para menteri tersebut juga sempat menjadi pembantu Jokowi saat menjabat sebagai Presiden.
Namun kunjungan BudI Gunadi dan Sakti Wahyu Trenggono ditanggapi berbeda oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Ali Sera menyeret pernyataan itu ke ranah politik mengatakan silaturahmi baik, tetapi jangan sampai ada matahari kembar.
"Ya, yang pertama tentu silaturahmi tetap baik ya, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).
Dai mengatakan presiden yang menjabat adalah Prabowo Subianto. Dia berharap kunjungan menteri ke kediaman Jokowi hanya silaturahmi biasa.
"Presiden kita Pak Prabowo. Saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi," katanya.
Dia memandang Prabowo tak akan keberatan jika menteri bertemu dengan Presiden terdahulu. Namun dia mengingatkan supaya tak ada matahari kembar.
"Pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua, gitu," katanya.
Ucapan Mardani Ali Sera direspons Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.
Hasan Nasbi menanggapi pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menilai kunjungan sejumlah menteri Presiden Prabowo Subianto ke rumah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) di Solo memunculkan kesan adanya 'matahari kembar' dalam pemerintahan.
Hasan mengatakan, kunjungan itu merupakan silaturahmi lebaran.
Oleh karena itu, ia meminta hal tersebut tak ditafsirkan secara politik.
"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik," ujar Hasan, Senin (14/4/2025).
Hasan mengatakan, tidak ada yang istimewa dalam kunjungan tersebut karena momen silaturahmi dalam suasana lebaran.
Ia mengatakan, hubungan persaudaraan harus terus dirajut.
"Kita masih dalam suasana Lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," lanjutnya.
Senada dengan Hasan, ekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, juga menegaskan bahwa pertemuan para menteri di rumah Jokowi sebatas silaturahmi lebaran.
"Jadi sesuatu yang wajar sebenarnya, tidak perlu dikhawatirkan, dan kita mesti membedakan yang betul-betul silaturahmi atau acara kemanusiaan, atau mana yang berbau politik," kata Sarmuji, dalam tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (13/4/2025).
"Kalau nanti semua ditarik ke dalam politik, nanti orang nggak mau silaturahmi, nanti nggak enak sama Istana," lanjutnya.
Ia mengatakan, wajar jika para menteri kabinet Prabowo bersilaturahmi ke Jokowi, mengingat mantan Wali Kota Solo itu adalah sosok yang dianggap sebagai orang tua sekaligus atasan mereka selama menjabat.
"Nggak ada sesuatu yang spesial, yang khusus nggak ada. Karena ini momentumnya lebaran, sewajarnya orang yang merayakan lebaran kita pasti mengingat orang-orang tua kita, sahabat kita," katanya.
"Dan kebetulan Pak Jokowi adalah orang tua sekaligus Presiden saat mereka menjadi menteri," lanjutnya.
Terkait tidak hadirnya kader PKS dalam silaturahmi tersebut, Sarmuji menyebut hal itu juga lumrah karena selama era Jokowi tidak ada kader PKS yang menjadi menteri.
"Kalau orang PKS nggak ada yang ke sana, karena pas Pak Jokowi nggak ada orang PKS yang jadi menteri."
"Andaikan teman Pak Mardani ada yang jadi menteri, mungkin ke Pak Jokowi juga," kelakar Sarmuji.
Sarmuji pun mengajak semua pihak untuk memandang peristiwa ini secara proporsional.
Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025) siang.
Tokoh elite Partai Golkar juga menemui Jokowi di Solo pada Selasa (8/4/2025), yakni Menteri ESDM yang juga Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia.
Ada pula Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang datang pada Jumat (11/4/2025) siang.
Menariknya, usai pertemuan tersebut, Trenggono dan Budi Gunadi kompak menyebut Jokowi sebagai "bos".
“Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono usai pertemuan, Jumat, dikutip dari Kompas.com.
Menanggapi itu, Mardani lantas mengingatkan fenomena 'matahari kembar'.
"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar,” kata Mardani, Jumat (11/4/2025).
Sebut Jokowi Bos
Meskipun sudah purnatugas sebagai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) masih dikunjungi sejumlah menteri.
Terbaru, ada Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Dua menteri Presiden Prabowo Subianto ini terpantau mengunjungi Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (11/4/2025) siang.
Adapun Trenggono yang terlebih dahulu bertemu dengan Jokowi.
Setelah pertemuan, Trenggono menyatakan, "Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya."
Trenggono mengatakan, dalam pertemuan itu, Jokowi memberikan banyak arahan terkait kesehatan dan hal-hal lainnya.
"Kesehatan dan sebagainya, saya sehat beliau sehat dan minta apa arahan-arahan banyak sekali saya harus belajar juga," jelasnya.
Dia membocorkan jika salah satu arahan yang diberikan berkaitan dengan kemajuan dalam memimpin KKP.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa pertemuan ini merupakan bentuk silaturahmi.
"Silaturahmi karena pak Jokowi kan bosnya, saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin. Juga (minta) doain supaya pak Presiden dan ibu itu sehat karena sudah masih jadi menteri kesehatan kan," ungkap Budi setelah pertemuan.
Budi berharap agar Jokowi diberi umur panjang dan tetap memperhatikan kesehatan rakyat Indonesia.
"Kalau lihat Pak Jokowi sehat kayak gini, kita senang. Apalagi kalau Pak Jokowi nanti umurnya sampai 80, 90, 100, insya Allah kita lebih senang lagi. Artinya, menteri kesehatannya berhasil," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Disorot Publik Atas Pernyataannya, Menkes Budi Gunadi Klarifikasi: Niat Saya Sebenarnya Baik |
![]() |
---|
Jokowi Deklarasi Hanya Ada Satu Matahari Bernama Prabowo Subianto |
![]() |
---|
Bukan Lagi Elite Partai, Jubir Sebut Pernyataan 'Matahari Kembar' Mardani Ali Sera Tak Mewakili PKS |
![]() |
---|
Kuasa Hukum Ajukan Penangguhan Penahanan, Berharap Kades Arsin Bisa Jalani Ramadan Bersama Keluarga |
![]() |
---|
Pengakuan Kades Kohod Arsin Soal Denda Rp 48 Miliar Terkait Pagar Laut: Tak Tahu, Bantah Bakal Bayar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.