Mengintip Aktivitas Warga yang Tak Terlihat di Lahan Pemkot Tangsel di Ciputat 

Saya cuma numpang, Pak. Saya bangun mushola, warung, tempat anak-anak belajar. Modal sendiri. Saya nggak pernah mau minta dari siapa-siapa

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
PENGGUNAAN LAHAN NEGARA- Suasana Lahan Pemkot Tangsel yang digunakan untuk kegiatan warga, Lokasi ini berada di pinggiran Ciputat, Kota Tangerang Selatan. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 
 Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT – Dari luar, lokasi ini hanya tampak seperti barisan bangunan semi permanen di atas lahan kosong milik pemerintah kota Tangerang Selatan di kawasan Roxy, Jalan Ir H Juanda, Ciputat.
Saat melangkah maju ke area dalam, akan terdengar suara anak-anak mengaji, aroma masakan dapur umum, dan cerita-cerita yang tak pernah masuk ke halaman depan media.
Beberapa waktu lalu, kawasan ini kembali mencuat ke permukaan karena isu prostitusi yang disebut-sebut terjadi di wilayah tersebut. 
Isu prostitusi yang mencuat beberapa waktu terakhir membuat pihak Pemerintahan Kota Tangerang Selatan berniat melakukan penertiban. 
Namun, langkah tersebut bisa jadi mengorbankan mereka yang tidak bersalah. Salah satunya adalah, seorang mantan marinir berpangkat kopral yang sudah lebih dari 10 tahun membina kehidupan warga di balik lokasi itu.
"Saya cuma numpang, Pak. Saya bangun mushola, warung, tempat anak-anak belajar. Modal sendiri. Saya nggak pernah mau minta dari siapa-siapa,” ujar Muhammad saat ditemui di Musala Al Amin sekaligus menjadi ruang belajar bersama anak-anak, Senin (21/4/2025).
Bermula dari warung kecil yang dibangun dari bongkaran bekas pabrik, perlahan Muhammad mengajak anak-anak di lingkungan sekitar untuk belajar baca tulis, mengenal agama, hingga belajar kedisiplinan.
Muhammad mengatakan ada puluhan anak yang rutin ikut kegiatan tersebut, bahkan beberapa sudah berhasil menembus akademi militer dan kepolisian.
Tak hanya anak-anak, para ibu janda dan duda juga turut diberdayakan. Mereka memasak bersama di dapur umum, terlibat dalam pengajian rutin, dan membantu menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan aman.
Ironisnya, kehidupan positif ini nyaris tak terdengar. Banyak yang hanya menyoroti aspek sensasional prostitusi, kriminalitas, ketidaktertiban.
“Saya kaget juga waktu denger tempat ini disebut-sebut gitu di media. Harusnya dicek dulu. Ada banyak warga baik di sini. Jangan semua digeneralisasi,” katanya.
“Kalau ada yang salah, ya tangkap yang salah. Tapi jangan semua disapu rata. Kami di sini hidup seadanya, berusaha membangun. Anak-anak kami juga punya masa depan,” imbuhnya.
Saat ini, ada sekitar 70–80 anak yang terlibat dalam program pembinaan, termasuk anak-anak dari daerah lain yang datang untuk belajar. 
Sebagian mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta juga kerap datang untuk membantu kegiatan, menjadikan tempat ini sebagai semacam desa binaan.
Pada kesempatan ini, Muhammad berharap ada pendekatan yang lebih manusiawi. Bahwa pemerintah tak serta merta menyamaratakan semua warga sebagai bagian dari masalah.
“Kita warga negara juga. Punya hak untuk hidup aman, tentram. Kalau mau dibereskan, ya mari duduk bareng. Cari jalan bareng,” kata Muhammad.
“Kita ini warga negara juga. Punya hak untuk hidup tenang, tentram. Kalau mau bicara solusi, mari kita duduk bareng. Bukan digusur duluan, baru bicara kemudian," pungkasnya. 
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) terus melanjutkan tahapan penindakan terhadap karaoke ilegal yang dibangun di atas lahan milik Pemkot di kawasan Ciputat. 
Langkah awal dari penindakan ini adalah memberikan peringatan untuk pengosongan tempat tersebut.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, menjelaskan bahwa pihaknya berharap penutupan karaoke ilegal ini dapat tercapai sebelum libur Idul Fitri 2025. 
“Bulan ini, kita sudah melakukan tahapan penindakan. Jadi, kalau penindakan itu ada tahapannya dari Satpol PP, mulai dari peringatan untuk pengosongan dan sebagainya. Intinya ada tahapannya,” ujar Pilar di kawasan Pondok Aren, Tangsel, Jumat (21/3/2025).
Pilar juga menegaskan bahwa sesuai dengan arahan Wali Kota Tangsel, setelah lebaran, area tersebut harus segera dibersihkan dan ditutup secara permanen.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Pilar mengungkapkan bahwa tempat tersebut telah disalahgunakan untuk kegiatan yang tidak sesuai. 
Oleh karena itu, Pemkot Tangsel segera mengambil langkah untuk menutup dan mengosongkan lahan tersebut agar tidak digunakan lagi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Jadi memang sudah positif itu disalahgunakan, tapi kita segera melakukan tindakan untuk penutupan. Nanti pengosongan lahan supaya lahan itu clear tidak digunakan lagi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelas Pilar.
Ketika ditanya apakah area tersebut masih dapat digunakan untuk aktivitas lain, Pilar menegaskan bahwa tidak ada lagi aktivitas yang diperbolehkan. 
Sesuai dengan arahan Wali Kota, area tersebut harus dikosongkan. Pihak Pemkot memberikan kesempatan kepada pihak yang masih menggunakan tempat tersebut untuk membongkar sendiri.
“Nanti kita silahkan kasih kesempatan kepada yang menggunakan untuk membongkar sendiri, kalau tidak, kita kasih tenggat waktu untuk kita bongkar,” lanjutnya.
Meskipun diketahui karaoke ilegal tersebut masih beroperasi secara sembunyi-sembunyi, Pilar dengan tegas memastikan bahwa tempat tersebut akan ditutup total. 
"Jadi ya sembunyi-sembunyi, kita kemarin ketahuan ada itu lagi, yaudah ini harus ditutup total," pungkas Pilar. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved