HUT ke 80 RI

Cerita Kuli Bangunan Asal Cirebon Sambut Kemerdekaan, 15 Tahun Setia Jualan Bendera di Ciputat

Biasanya, ia bekerja sebagai kuli bangunan, namun di bulan Agustus ini, ia mencoba peruntungan dengan menjual bendera simbol

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
PENJUAL BENDERA- Sudarno Kuli Bangunan Asal Cirebon Sambut Kemerdekaan dengan berjualan di Ciputat, Biasanya, ia bekerja sebagai kuli bangunan, namun di bulan Agustus ini, ia mencoba peruntungan dengan menjual bendera simbol kebanggaan negeri yang ia cintai. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan 
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT- Di bawah langit Ciputat, Kota Tangerang Selatan mulai diselimuti semangat kemerdekaan. Seorang pria paruh baya duduk di depan ruko-ruko Jalan Ki Hajar Dewantara.

Di sampingnya, bendera-bendera Merah Putih berkibar pelan ditiup angin sore.

Sudarno (54) pedagang bendera, duduk bersahaja di depan deretan ruko. Di antara tiang-tiang bambu tempat bendera Merah Putih berkibar, ia menanti pembeli dengan sabar.

Biasanya, ia bekerja sebagai kuli bangunan, namun di bulan Agustus ini, ia mencoba peruntungan dengan menjual bendera simbol kebanggaan negeri yang ia cintai.

Pria asal Cirebon di Provinis Jawa Barat ini datang ke Tangsel untuk berjualan bendera secara musiman, menyambut semarak Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Saya dari Cirebon. Di sini cuma jualan bendera. Habis itu balik lagi ke kampung," ujar Sudarno, Ciputat, Tangsel, Senin (11/8/2025).

Setiap bulan Agustus, ia meninggalkan kampung demi satu tujuan sederhana, yaitu menjajakan bendera Merah Putih di kota besar.

Aktivitas ini sudah menjadi rutinitas tahunan baginya.

"Saya punya tempat susah buat jualan bendera di kampung. Jadi minta izin sama yang punya tempat di sini, titiknya di depan ruko ini," ungkapnya.

Untuk mendukung aktivitasnya selama hampir tiga pekan, Sudarno menyewa kontrakan kecil di dekat tempatnya berjualan. 

Meski hanya berjualan selama sekitar 17 hingga 20 hari, ia harus membayar biaya sewa penuh.

"Sebulan Rp800 ribu, di sini 17 sampai 20 hari," katanya sambil tersenyum kecil.

Sudah 15 tahun ia menjual bendera setiap menjelang Hari Kemerdekaan. Namun tahun ini, Sudarno mengakui bahwa situasinya jauh berbeda.

“Tahun ini sepi banget. Penurunannya bisa sampai 50 persen dibanding tahun kemarin,” ujar Sudarno.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved