Bukan Kader Elite dan Orang yang Bermasalah, DPC PDIP Solo Persilakan 3 Kadernya Pindah ke PSI

Ketiga kader tersebut adakah Ginda Ferachtriawan kemudian Dyah Retno Pratiwi, dan Wawanto

Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com/Labib Zamani)
KADER PDIP MEMBELOT- Ketua DPC PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo dalam apel satuan tugas (Satgas) anti suap Pilkada 2024 di Pucangsawit, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2024). Rudy merspons 3 kadernya yang membelot ke PSI. 

DPC PDIP Solo adalah Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surakarta, yaitu struktur kepengurusan PDIP di tingkat kota.

Sebagai Ketua DPC PDIP Solo, FX Rudy melihat perpindahan Ginda Ferachtriawan, Dyah Retno Pratiwi, dan Wawanto, kata FX Rudy, hal seperti itu lumrah dalam dunia politik.

Namun mantan Wali Kota Solo dua periode: 2012–2015 dan 2016–2021 tersebut menegaskan bahwa dirinya tak mempermasalahkan adanya kader PDIP yang membelot.

FX Rudy menambahkan bahwa kader-kader yang membelot tersebut bukan merupakan kader PDIP asli.

"Itulah yang namanya PDI Perjuangan, jadi mulai dari PDI sampai PDI Perjuangan. Kalau orang yang dari PDI jadi PDI Perjuangan, pasti tidak akan berpindah partai politik.Karena paham betul tentang ideologi partai ," tegas FX Rudy, Senin (11/8/2025) sore.

FX Rudy menegaskan bahwa ketiganya tidak memahami betul ideologi PDIP.

"Perkara mereka sekarang mengundurkan diri atau dipecat, karena dia lahir sebelum 73 (fusi partai 6 partai menjadi PDIP). Dari situlah kalau orang yang berkiprah dari situ, dibunuh pun tetap PDI Perjuangan," lanjutnya.

Menurut FX Rudy, langkah ketiga mantan anak buahnya tersebut berpindah partai karena menginginkan jabatan tertentu.

"Sehingga kalau yang seperti itu, dia tujuan utamanya adalah bagaimana bisa meraih sesuatu di sebuah organisasi partai politik," kata FX Rudy.

Di momen yang sama, FX Rudy pun menguliti satu persatu ketiga mantan kader PDIP Solo yang membelot tersebut.

Menurut FX Rudy, sosok Ginda bukanlah siapa-siapa tanpa ada sosok sang ayah di belakangnya. Bahkan masuknya Ginda sebagai kader PDIP Solo tak lain karena mendiang ayahnya.

"Ginda itu dulu juga bukan siapa-siapa. Itu hanya kita memberi penghargaan pada ayahnya saja, pak Satrio yang kena kasus korupsi terus dia sama pak Teguh dicalonkan menjadi anggota DPRD kan 2 kali dia. Itu saja," urainya.

FX Rudy pun menegaskan bahwa dirinya tak pernah khawatir dengan dinamika adanya kader keluar dari PDIP.

"Mbak Mega saja sudah menyampaikan kalau ada yang nggak suka dengan PDI Perjuangan silahkan out, keluar. Apalagi melanggar aturan-aturan dari partai itu sendiri. Perintah ketua umum tidak dilaksanakan itu sama saja pengkhianatan," imbuh Rudy.

Ketiga sosok tersebut dikatakan FX Rudy tidak pernah menjabat petinggi struktural di DPC PDIP selama menjadi kader.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved