6 Fakta Dokter RSUD Sekayu Syahpri Putra Wangsa Dipaksa Keluarga Pasien VIP Buka Masker

Sang dokter dipaksa membuka masker oleh pihak keluarga pasien VIP. Aksi itu direkam oleh keluar pasien dan viral di media sosial.

Editor: Joseph Wesly
Tribun Jakarta/istimewa
DIPAKSA BUKA MASKER- Dokter Syahpri Putra Wangsa Sp.PD-KGH, FiNASIM dari RSUD Sekayu dimarahi dipaksa membuka masker oleh pihak keluarga pasien VIP. Keluarga pasien marah karena ibunya sudah 3 hari belum mendaparkan tindakan berarti. (Tribun Jakarta/istimewa) 

“Betul, laporan korban sudah kami terima dan saat ini sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Muba,” kata Hutahean kepada wartawan, Rabu (13/8/2025). Menurut Hutahean, korban saat itu didampingi Direktur RSUD Sekayu, IDI Muba, dan Dinkes Muba.

"Laporan masih dalam dipelajari oleh tim penyidik Satreskrim Polres Muba, informasi selanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut," ujarnya.

6. Jangan ada Syahpri lain

Dokter spesialis ginjal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Syahpri Putra Wangsa, mengaku mengambil langkah hukum dengan melaporkan keluarga pasien ke Polres Muba untuk mencegah aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan yang lain saat bertugas.

"Yang jelas saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai terjadi Syahpri-Syahpri yang lain. Jadi, kita harus menentukan sikap, harus tegas," kata Syahpri kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).

Menurut Syahpri, peristiwa yang dialaminya itu dapat membahayakan para perawat hingga dokter, di mana saat bertugas mereka diintimidasi oleh keluarga pasien.

Padahal, hal tersebut bisa mengganggu kinerja nakes ketika merawat pasien.

"Kalau terjadi lagi seperti ini akan membahayakan nakes. Mulai dari perawat, dokter umum, bukan hanya spesialis saja. Nakes adalah garda terdepan, kalau mereka terancam gimana?" ujarnya.

Menjadi seorang dokter yang bertugas untuk merawat pasien, menurut Syahpri, adalah hal yang tidak mudah.

Mereka pun harus menempuh jenjang pendidikan panjang yang menguras banyak uang hingga waktu sebelum akhirnya terjun ke masyarakat. 

"Untuk sekolah menjadi dokter itu tidak mudah. Dari biaya yang dikeluarkan luar biasa, dari waktu yang harus dibuang. Meninggalkan istri, anak untuk sekolah, itu luar biasa," jelasnya

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved