Berasal dari Akar yang Sama, Rusia Tertarik Hentikan Perang dengan Ukraina setelah Bertemu Trump

Putin mengatakan kini dirinya tertarik untuk mengakhiri perang dengan Ukraina yang sudah berjalan sejak Februari 2022

Editor: Joseph Wesly
(Facebook The White House)
TERTARIK AKHIRI PERANG- Foto diunduh dari Facebook The White House, Sabtu (16/8/2025) memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) di Alaska pada Jumat, 15 Agustus 2025. Putin mengaku tertarik mengakhiri perang setelah bertemu Trump di Alaska. (Facebook The White House) 

TRIBUN TANGERANG.COM, ALASKA- Presiden Rusia Vladimir Putin memandang positif pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Anchorage, Alaska, Amerika Serikat, pada hari Jumat (15/8/2025).

Putin mengatakan kini dirinya tertarik untuk mengakhiri perang dengan Ukraina yang sudah berjalan sejak Februari 2022.

Hal itu dikatakannya setelah dirinya dan Trump melakukan pertemuan selama hampir tiga jam.

Meski tidak memberikan jawaban soal akan mengakhiri perang namun Putin menyebut pertemuan tersebut konstruktif dan bermanfaat.

Dan Putin menegaskan Rusia sungguh-sungguh tertarik untuk mengakhiri permusuhan yang sedang berlangsung.

Apalagi kata Putin, Rusia dan Ukraina seperti saudara dan memiliki akar sejarah yang sama. 

"Kami selalu menganggap rakyat Ukraina... bersaudara, meskipun mungkin terdengar aneh dalam kondisi saat ini. Kami memiliki akar yang sama dan semua yang terjadi adalah tragedi dan kepedihan yang mendalam bagi kami," ujarnya.

Baca juga: Vladimir Putin Temui Trump di Alaska, Pesawat Pembom B-2 Melintas di Atas Kepala Keduanya

Komentar Trump

Berbicara dalam konferensi pers, Trump menyatakan pertemuan tersebut sangat produktif, meskipun keduanya belum mencapai kesepakatan yang mengarah pada gencatan senjata di Ukraina.

Trump menyoroti kemajuan signifikan yang dicapai selama diskusi dan menegaskan hubungannya yang kuat dengan Putin.

Putin mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan mantan presiden Joe Biden, hubungan AS dan Rusia telah merosot ke titik terendah sejak Perang Dingin, yang tidak menguntungkan kedua negara maupun dunia secara keseluruhan.  

"Jelas bahwa cepat atau lambat situasi perlu diperbaiki dan transisi dari konfrontasi ke dialog harus dilakukan. Dalam hal ini, pertemuan pribadi antara kepala kedua negara memang sudah sangat dinantikan," ujarnya, lapor Russia Today.

Sementara itu, Trump memuji pertemuannya dengan Putin di Alaska.

"Sebenarnya, saya rasa kita sepakat dalam banyak hal. Bisa saya katakan, pertemuan itu... hangat," kata Trump, menyebut Putin sebagai "orang yang kuat."

Presiden AS tersebut sebelumnya mengisyaratkan bahwa ia akan "memberi nilai sepuluh hari ini" terkait hasil pertemuan puncak tersebut.

Menurut Trump, kedua belah pihak hampir mendekati akhir perang, meskipun ia menambahkan, "Ukraina harus menyetujui setiap potensi kesepakatan damai."

Trump tidak memberikan detail apa pun mengenai diskusi tersebut, hanya mengatakan, "Ada satu atau dua hal yang cukup signifikan, tetapi saya rasa hal-hal tersebut dapat dicapai."

Presiden AS juga mencatat, "Saya selalu memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Putin, dan kami akan melakukan hal-hal hebat bersama-sama," seraya memuji Rusia sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam.

Pertemuan yang berlangsung di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson itu berlangsung hampir tiga jam.

Delegasi Rusia untuk pertemuan puncak Alaska juga termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Menteri Pertahanan Andrey Belousov, Menteri Keuangan Anton Siluanov, ajudan Kremlin Yury Ushakov, dan utusan ekonomi presiden Kirill Dmitriev, yang telah menjadi tokoh kunci dalam proses penyelesaian Ukraina.

Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Utusan Khusus Steve Witkoff, dan Direktur CIA John Ratcliffe.

Trump sebelumnya menyambut Putin di landasan pacu Anchorage, Alaska pada hari Jumat.

Keduanya berjabat tangan dan berjalan berdampingan di karpet merah sebelum masuk ke dalam kendaraan. 

Limusin milik Putin sendiri sudah menunggu di dekatnya, menunjukkan sebelumnya tidak ada kesepakatan bagi mereka untuk berkendara bersama.

Putin masuk lebih dulu setelah percakapan singkat, diikuti Trump. 

Rekaman menunjukkan mereka berbincang dan tersenyum saat kendaraan berangkat menuju tempat perundingan penting mereka.

Pertemuan Putin dan Trump berlangsung setelah seruan Trump agar Rusia mengakhiri perangnya di Ukraina.

KTT tersebut membahas berbagai masalah, termasuk perang Ukraina, hubungan bilateral AS-Rusia dan kemungkinan proyek ekonomi Rusia-AS.

Delegasi Rusia meliputi Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Menteri Pertahanan Andrey Belousov, Menteri Keuangan Anton Siluanov, ajudan Kremlin Yury Ushakov, dan utusan ekonomi presiden Kirill Dmitriev, yang telah menjadi tokoh kunci dalam proses penyelesaian Ukraina.

Tim AS termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Utusan Khusus Steve Witkoff, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick, menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Caroline Leavitt.

Ini adalah kunjungan kedelapan Presiden Rusia ke AS dan yang pertama dalam satu dekade. 

Sebelumnya, Putin pernah ke Amerika pada tahun 2015 untuk menghadiri Sidang Umum PBB di New York, di mana Putin berbincang dengan Presiden AS saat itu, Barack Obama.

Trump dan Putin terakhir kali bertemu langsung pada 2019 di KTT G20 di Osaka, Jepang, saat Trump masih menjabat presiden periode pertama.

Setahun sebelumnya, Trump dan Putin bertemu di Helsinki berlangsung pada 16 Juli 2018 di Finlandia.

Itu adalah pertemuan bilateral resmi pertama antara keduanya setelah Trump terpilih sebagai Presiden AS pada 2016.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved