Rumitnya Urus BPJS untuk Raya Balita Asal Sukabumi yang Meninggal karena Tubuhnya Digerogoti Cacing

Cacingan adalah sebutan untuk infeksi cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit tersebut menginfeksi bagian usus

Editor: Joseph Wesly
Shutterstock
MENINGGAL KARENA CACINGAN- Ilustrasi bayi. Raya (3) warga Sukabumi meninggal karena cacingan. Meninggalnya Raya viral di media sosial. 

TRIBUN TANGERANG.COM, SUKABUMI- Sungguh tragis nasib yang dialami Raya (3) seorang balita asal Sukabumi yang meninggal karena karena cacingan.

Raya merupakan warga Desa Cinaga, Kecamatan Kabanduga, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Cacingan adalah sebutan untuk infeksi cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit tersebut menginfeksi bagian usus sehingga menimbulkan sederetan gejala.

Cacingan dapat menyebabkan berbagai macam gejala, mulai dari rasa gatal di anus atau vagina.

Kemudian gangguan pencernaan, seperti diare, mual, muntah; hingga penurunan berat badan.

Dalam kasus yang ekstrem bisa menyebabkan meninggal seseorang seperti yang dialami oleh Raya.

Raya meninggal karena menderita cacingan akut. Cacing yang menggerogoti tubuhnya kecilnya membuat sang balita koma hingga meninggal.

Baca juga: Balita Raya Warga Sukabumi Meninggal Cacingan, Cacing Keluar dari Mulut dan Hidung, KDM Kecewa Berat

Sebelum meninggal dia sempat mendapatkan perawatan di RSUD Kota Sukabumi.

Namun takdir berkata lain. Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 lalu setelah menjalani perawatan selama beberapa hari 

Kini kisah meninggalnya Raya viral di media sosial.

Ternyata pola asuh Raya yang berasal dari keluarga miskin membuatnya kerap tanpa pengawasan dan bermain dengan ayam yang berkeliaran di tanah di bawah rumahnya.

Selain itu sang ibu yang merupakan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan sang ayah yang mengidap TBC membuat Raya tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tuanya.

ODGJ merupakan singkatan dari Orang Dengan Gangguan Jiwa.

ODGJ merujuk pada seseorang yang mengalami gangguan pada pikiran, perasaan, dan perilakunya.

Gangguan jiwa yang dialami dapat mengganggu fungsi sosial dan keseharian individu tersebut. 

Dia diduga cancingan karena terhirup telur cacing yang berasal dari kotoran hewan.

Raya juga diduga tidak hidup bersih karena kurang mendapatkan pengawasan dari orang tuanya.

Rumitnya Mengurus BPJS

Raya dinyatakan meninggal dunia pada 22 Juli 2025 lalu, setelah menderita penyakit cacingan akut.

Hal ini diketahui dari unggahan video dari akun Facebook organisasi kemanusiaan atau filantropi Rumah Teduh yang viral.

Dalam video berdurasi sembilan menit tersebut, terlihat perjuangan Raya kala dirawat di ICU RSUD Kota Sukabumi.

Namun, karena Raya berlatar belakang keluarga tidak mampu, biaya perawatan pun tidak bisa dipenuhi oleh orang tuanya.

Akhirnya, relawan dari Rumah Teduh pun membawa Raya ke RSUD Kota Sukabumi untuk menjalani perawatan.

Ternyata, Raya tidak memiliki BPJS Kesehatan karena tak mempunyai kartu identitas seperti Kartu Keluarga (KK).

"Ketika Raya kami larikan ke RSUD dan malamnya harus masuk PICU, ternyata Raya tidak memiliki kartu identitas yang otomatis tidak memiliki BPJS Kesehatan baik yang bantuan pemerintah apalagi yang mandiri," kata pengisi suara dalam video tersebut.

Setelah itu, pihak Rumah Teduh membantu untuk mengurus administrasi terkait BPJS Kesehatan bagi Raya.

Namun, pihak rumah sakit hanya memberikan waktu 3x24 jam terkait kepengurusan administrasi tersebut sejak Raya pertama kali dirawat.

Jika melewati batas waktu tersebut, maka Raya akan masuk kategori pasien umum.

"Bila lewat dari tiga hari, maka administrasi Raya otomatis akan dicatat sebagai pasien dengan pembayaran tunai," ujar narator.

Nyatanya, birokrasi untuk mengurus BPJS Kesehatan bagi Raya begitu rumit. Pasalnya, relawan dari Rumah Teduh seakan hanya 'dioper' dari satu dinas ke dinas lain.

"Relawan kami dioper-oper dari satu dinas ke dinas lain untuk mendapatkan bantuan BPJS subsidi pemerintah bagi Raya. Berkejaran dengan waktu yang hanya tiga hari."

"Dari Dinsos Kota (Sukabumi) ke Dinsos Kabupaten (Sukabumi) dan lalu diarahkan lagi ke Kabid Limjansos (Perlindungan dan Jaminan Sosial)," jelas narator.

Rangkaian birokrasi yang rumit itu ternyata tidak menghasilkan keputusan apapun karena akhirnya pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyatakan tidak memiliki anggaran untuk membantu subsidi perawatan Raya melalui BPJS Kesehatan.

"Dan memberikan solusi untuk Raya yang telah berhari-hari dalam keadaan koma dipindahkan saja ke Rumah Sakit Kabupaten Jampang," ujarnya.

Akhirnya, perawatan Raya pun ditanggung oleh Rumah Teduh Sukabumi. Pada batas akhir pengurusan administrasi BPJS Kesehatan, biaya perawatan Raya sudah menyentuh angka lebih dari Rp11 juta.

"Untuk per hari ini (biaya perawatan Raya) sudah mencapai Rp11.669.950," kata relawan Rumah Teduh, Dani, dalam video tersebut.

Namun, nasib berkata lain. Raya dinyatakan meninggal dunia pada 22 Juli 2025 lalu.

Di sisi lain, pihak Rumah Teduh Sukabumi masih harus membayar tagihan selama perawatan Raya yang sudah membengkak hingga mencapai lebih dari Rp23 juta.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved