TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah belum berencana menggunakan vaksin Zifivax asal Cina, dalam program vaksinasi Covid-19 nasional.
"Sampai sekarang belum ada rencana penggunaan vaksin Anhui atau Zifivax dalam program vaksinasi," ujar Nadia saat dikonfirmasi, Jumat (8/10/2021).
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan vaksin tersebut bisa digunakan pemerintah nantinya.
"Sampai saat ini kita ketahui ada beberapa merek vaksin yang sudah mendapatkan izin edarnya," katanya.
Vaksin Kesepuluh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan penggunaan darurat alias emergency use authorization (EUA), untuk vaksin Covid-19 dengan merek dagang Zifivax.
"Badan POM kembali menginformasikan telah diberikan persetujuan terhadap satu vaksin Covid yang baru dengan nama dagang Zifivax," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/10/2021).
Ia melanjutkan, vaksin ini dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical yang bekerja sama dengan perusahaan Indonesia, PT Jebio.
Baca juga: Tulis Surat Terbuka Lagi, Irjen Napoleon Bonaparte: Aku Bukan Koruptor!
Vaksin ini dikembangkan menggunakan platform rekombinan protein sub unit.
Vaksin asal Cina ini melakukan uji klinik pada 28.500 subyek, di mana 4.000 subyek ada di Indonesia.
“Ini adalah uji klinik yang dilakukan bersama-sama multi center ada Indonesia, ada di Cina juga fase tiganya, Pakistan, Uzbekistan, dan Ekuador."
Baca juga: Usul Densus 88 Dibubarkan, Fadli Zon Dinilai Tendensius dan Provokatif
"Dengan jumlah subjek sekitar 28.500 dan di Indonesia sendiri ada 4.000 subjek, karena ini dilakukan dari Bandung, RSCM Jakarta,” ungkap Penny.
Penny mengatakan, uji klinik fase III dilaksanakan di RSCM Jakarta, FK Unpad Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, serta rumah sakit yang tersebar di Bandung dan puskesmas yang tersebar di Jakarta.
“Ini juga meningkatkan, menambah kemampuan atau pengalaman Indonesia dalam uji vaksin."
Baca juga: Agar Tak Terbentur Ramadan, PDIP Setuju Pemilu 2024 Digelar pada 21 Februari Seperti Usulan KPU
"Dan juga akan dilakukan transfer teknologi."
"Saya kira itu adalah harapan kita semua bahwa ke depan kita akan terus mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri."
"Transfer teknologi tentunya dari produk-produk yang sudah dikembangkan di Indonesia."
Baca juga: Minta 8 Orang Dalam Azis Syamsuddin Diusut, Mantan Jubir: Bekerjalah dengan Benar, Dewas KPK
"Dilakukan oleh industri farmasi BUMN maupun juga industri Farmasi swasta dengan melakukan transfer teknologi,” paparnya.
Efikasi vaksin Zifavax sebesar 81,71 persen, dari data interim studi klinik fase 3, dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap
Vaksin Zifavax harus diberikan 3 kali suntikan secara intramuskular, dengan interval pemberian 1 bulan, dosis vaksin diberikan dalam setiap kali suntikan adalah 0,5 ml.
Vaksin ini merupakan vaksin kesepuluh yang diberikan izin penggunaan darurat oleh BPOM.
77,47 Persen Sanggup Lawan Covid-19 Varian Delta
Berdasarkan uji klinik, vaksin Covid-19 Zifivax mampu melawan varian baru seperti Alfa, Beta, Delta, hingga Gamma.
Hal itu disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam konferensi pers virtual penerbitan izin penggunaan darurat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin tersebut, Kamis (7/10/2021).
Penny memaparkan, vaksin produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal Cina ini, menunjukkan eksistensi terhadap varian Alfa sebesar 92,93 persen, varian Gamma 100 persen, Delta 77,47 persen, serta Kappa 90 persen.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Zifivax Buatan Cina Kantongi Izin BPOM, Efikasi 81,71 Persen, Harus Tiga Kali Suntik
"Vaksin diberikan 3 kali suntikan secara intramuskular dengan interval pemberian 1 bulan, dosis vaksin diberikan dalam setiap kali suntikan adalah 0,5 ml," ujar Penny.
Vaksin Zifavax dapat disimpan pada kondisi suhu 2 - 8 derajat Celcius.
Secara umum, efikasi vaksin Zifavax sebesar 81,71 persen dari data interim studi klinik fase 3, dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap, dan mencapai 81,4 persen bila dihitung sejak 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap tiga dosis.
Baca juga: Beredar Rekaman Napoleon-Tommy Sumardi Soal Kasus Red Notice, Nama Listyo Sigit Prabowo Disebut
Penerbitan EUA telah melalui penilaian bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), terhadap data mutu vaksin yang mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin internasional.
"Kami menyampaikan terima kasih pada dukungan yang diberikan oleh tim komite nasional penilai khusus vaksin Covid-19, dan juga dengan dukungan ITAGI dalam melakukan evaluasi terhadap data-data hasil uji klinik, dan data-data mutu yang diberikan," tutur Penny.
Vaksin ini dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical yang bekerja sama dengan perusahaan Indonesia PT Jebio.
Baca juga: KPU Ajukan Dua Opsi Soal Pemilu 2024 dan Pilkada, Pilihan Kedua Perlu Dasar Hukum Baru
Vaksin ini dikembangkan menggunakan platform rekombinan protein sub unit.
Vaksin asal Cina ini melakukan uji klinik pada 28.500 subyek, di mana 4.000 subyek ada di Indonesia. (Rina Ayu)