Sontak penemuan hewan melata itu pun membuat ia bersama sang ibu terkejut.
Taufik pun bergegas memanggil warga sekitar agar sang ular dapat keluar dari rumahnya sembari menelpon pihak Pemadam Kebakaran (Damkar).
"Nah dari situ kita manggil-manggil warga buat evakuasi. Tapi sebelumnya sudah manggil Damkar, sambil nunggu Damkar kita mantau ular ini, supaya pergerakan terlihat," ungkapnya.
Kemudian warga pun bersama dirinya berinisiatif menangkap ular tersebut.
Sebab, sang ular justru berusaha masuk ke dalam kediamannya hingga membuat para penghuninya ketakutan.
Baca juga: Breaking News: Kebakaran Rumah di Puri Metland Cipondoh, Satu Keluarga Tewas
Ia pun bersama warga dengan alat seadanya berusaha menangkap ular itu yang sempat lari ke pipa pembuangan air.
"Kesulitannya sih karena si ular ya itu besar, jadi pas banget sama paralon, dan proses penarikannya itu agak susah karena dia juga agak melawan, jadi dia naik ke atas terus. Jadi dari atas itu disiram air panas akhirnya pelan-pelan dia baru keluar lagi dari saluran air. Dan baru warga menangkapnya," pungkasnya.
Mengenal Sanca Batik
Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Python reticulatus.
Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.
"Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).
Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.
"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.
"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.
Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.
"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Ular Sanca Batik, Predator yang Makan Manusia di Sulawesi",