Kami tidak tau persis kapan ia menggunakan narkoba tapi dari hasil pemeriksaan ia mengalami gangguan jiwa akibat barang haram tersebut," tuturnya.
Terpisah, dr Gita Kurniasari Pelaksana program keswa Puskesmas Bandarjaya Lahat mengungkapkan, ada banyak faktor orang mengalami gangguan jiwa.
Yaitu genetik, pengalaman hidup yang pernah dialami, faktor biologis, cedera otak traumatis, Janin pada ibu hamil yang terpapar virus, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, memiliki kondisi medis serius (kritis) seperti kanker, hanya memiliki sedikit teman dan sering merasa kesepian.
Baca juga: Melihat Efek Samping, Respons Antibodi, dan Efikasi Vaksin Zifivax yang telah Mendapatkan Izin BPOM
Baca juga: TAK LAGI REPOT! Begini Cara Cetak KK, Akta Kelahiran, dan Kependudukan Secara Mandiri
Baca juga: ALHAMDULILLAH, Saudi Arabia Kembali Buka Umrah untuk Jemaah Indonesia, Simak
Seperti halnya dari 90 pasien yang kini ditanganinya diakibatkan faktor beragam terbanyak depresi dan narkoba.
Jika depresi disebabkan pasien ODGJ merasa tertekan dengan berbagai persoalan yang dihadapi.
"Untuk pasien Narkoba sendiri diakibatkan karena akibat sistem syaraf otak yang sudah rusak akibat mengkonsumsi obat," kata Gita.
Diterangkan dr Gita, mengkonsumsi narkoba sangat membahayakan bagi kejiwaan.
Seseorang yang sudah kecanduan akan sangat tergantung dengan narkoba tersebut dan jika tidak bisa mendapatkannya bisa berpengaruh kepada kejiwaan.
"Yang paling penting juga dukungan dari keluarga dan lingkungan masyarakat ODGJ ini jangan dikucilkan harus terus diberi semangat dan aktivitas ," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, Taufik M Putra melalui Kabid P2P, Aiwa Marlina SKM MM disampaikan Kasi P2 PTM, Keswa dan Nafza, Farlian Fardan keberadaan ODGJ disetiap wilayah Fasilitas Kesehatan (Faskes) puskesmas itu ada.
Namun, untuk wilayah puskesmas terbanyak berada di Puskesmas Jarai sebanyak 125 pasien ODGJ, lalu Bandar Jaya 90 pasien, Muara Tiga 69 pasien dan Sukamerundu 68 pasien.
"Untuk sisanya itu tersebar di setiap kecamatan, itu empat puskesmas tertinggi yang ada pasien ODGJ,"ujarnya,
Pihak puskesmas kata Farlian, memberikan pelayanan pendampingan makan obat serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga dengan cara melakukan kunjungan ke tempat pasien.
"Puskesmas juga melakukan pemantauan terhadap pasien ODGJ ini, bagaimana perkembangannya,"jelasnya.
Sementara, diakaui Farlian, faktor penyebab ODGJ kebanyakan dari penyalagunaan Napza (narkotika, aibon dan obat-obat lainnya), bahkan kebanyakan di usia yang masih produktif.