Pendidikan

Siswi MAN 4 yang Juga Anak Jaksel Ini Diterima di Enam Kampus di Luar Negeri

Penulis: Ign Prayoga
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamila Aisya Farisaputri, siswi MAN 4 Jakarta, diterima di enam universitas luar negeri.

"Jadi saya merangkum materi-materi di buku dari sore sampai malam," imbuh dia.

Tantangan lain yang dihadapi Kamila adalah penurunan motivasi belajar. Menurut dia, pembelajaran online selama pandemi Covid-19 menurunkan motivasi belajarnya.

"Motivasi belajar menurun banget, saya yakin hampir semua siswa merasakan hal yang sama," ujarnya.

Di sisi lain, Kamila juga punya tekad untuk lolos seleksi kampus di luar negeri.

Kamila pun fokus ke nilai-nilai pelajaran serta curriculum vitae (CV). Dia juga sempat ikut berbagai perlombaan di antaranya lomba pidato berbahasa Inggris hingga pengolahan aplikasi.

Semuanya dilakukan ketika Kamila sudah kelas 12. "Ketika saya bertekad mau kuliah di luar negeri, saya sudah kelas 12, jadi waktu saya cukup sempit untuk mempersiapkan itu,”

“Untuk nilai, saya upaya untuk maksimalkan nilai saya di semester yang tersisa,” ujarnya.

Kamila melamar ke kampus-kampus di luar negeri lewat lembaga Cambridge Assessment International Education

Dia pun membagikan kiat-kiat untuk menaklukkan seleksi kampus luar negeri. "Mungkin yang saya bisa share yang paling harus dipersiapkan yaitu nilai dan CV berupa pengalaman organisasi, pengalaman leadership, dan prestasi di lomba-lomba,” katanya.

Ketika ditanya alasan mendaftar ke universitas di luar negeri, Kamila mengaku ingin membanggakan kedua orang tuanya dan mencari tantangan.

“Alasan utamanya karena saya mau banggain orang tua saya. Layaknya anak dan orang tua yang lain, hubungan saya dan mereka ada banyak lika-liku. Jadi ini cara saya untuk berterimakasih dengan mereka.”

“Dan saya juga sangat suka dengan tantangan. Saya lihat kuliah di luar negeri sebagai tantangan,” ujarnya.

Setelah dinyatakan diterima di sejumlah kampus di luar negeri, Kamila berusaha untuk mendapatkan beasiswa agar dia bisa kuliah di universitas yang menerimanya.

Namun, katanya, memang tidak mudah memperoleh beasiswa.

Rencana lain, Kamila akan bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya.

Halaman
123