"Masih di kampung, sudah ganti ban. Punya uang Rp300 ribu. Ganti ban Rp200 ribu, " kata Hamjah.
Baca juga: Arus Balik Mudik Ramai Lancar, One Way Diberlakukan Hanya 4 Jam
Setelah ganti ban motornya, perjalanannya Hamzah pun terasa lancar.
Tapi sesampainya di Wado, Sumedang hujan mulai mengguyur.
Ia meneduh kurang lebih satu jam.
Kemudian melanjutkan perjalanannya kembali, tak lama setelah itu pun hujan kembali mengguyur hingga meneduh selama 1,5 jam.
Baca juga: Transjakarta Sediakan Bus Gratis Sambut Kepulangan Pemudik di Terminal Pulo Gebang
Sesampai di wilayah Subang, nasib apes atau sialnya mulai dirasakan.
Usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) di POM Bensin, tiba-tiba motornya mogok di perbukitan Cimanggu, Subang, pada pukul 17.00 WIB.
Ia pun mencari bengkel dengan tetap mengendarai motornya tanpa menghidupkan mesin, beruntung kala itu jalanan turunan hingga memudahkan mencari bengkel.
"Baru satu kilometer, ketemu bengkel tapi tutup. Cari lagi di depannya langsung diperbaiki tapi ternyata ada komponen yang harus diganti, tapi di bengkel itu engga ada komponennya," katanya.
Baca juga: Tidak Sekedar Tempat Istirahat Biasa, Bekas Pabrik Gula Hingga Wahana Bermain di Rest Area Km 260 B
Karena itu, Hamjah bersama tukang bengkel itu mencari toko sparepart akan tetapi tidak ada yang buka karena hari sudah menjelang malam dan masih suasana lebaran.
Hamjah dan Ujang pun kemudian memilih untuk menginap di sekitar bengkel yang dikelilingi hutan.
Gerimis terus mengguyur, jam menunjukkan Pukul 21.00 WIB.
Mereka kemudian menginap di bale depan kandang ayam milik warga yang ditinggal mudik tak jauh dari bengkel tempat motornya diperbaiki.
Baca juga: Melihat Sisa-sisa Kejayaan Pabrik Gula di Desa Banjaratma yang Kini Menjadi Rest Area 260B
Disitulah kesetiaan Ujang teruji dan tetap menemaninya meskipun sudah diminta untuk pulang duluan menggunakan bus.
"Saya sudah minta Ujang untuk pulang naik bis. Tetapi dia enggak mau, katanya berangkat bareng harus pulang bareng. Untungnya Ujang enggak tega buat ninggalin, " katanya.