TRIBUNTANGERANG.COM, KARAWANG -- Perjalanan untuk mudik selalu punya cerita tersendiri. Namun bagi Hamjah Ridwan Asyakir (32) tak habis pikir, bagaimana saat mudik kemarin, harus menghabiskan waktu 28 jam dengan sepeda motor.
Tidak hanya waktu tapi juga uang yang tidak sedikit.
Padahal dalam kondisi normal Karawang ke Ciamis dengan jarak 226 kilometer, dari perhitungan Wartakotalive.com, dengan kecepatan 50 km per jam, ditempuh sekitar 5 jam saja.
Hamjah mengatakan, lamanya perjalanan yang ditempuh itu bukan karena terjebak macet.
Baca juga: Mobil Toyota Calya Tabrak Badan Belakang Bus TransJakarta Hingga Ringsek, Tidak ada Korban Jiwa
Ia menempuh perjalanan satu hari empat jam itu karena sejumlah masalah pada kendaraannya.
Mulai dari ban bocor, hingga mesin motornya mogok di tengah hutan.
Alhasil, dia harus tidur karena tidak ada toko sparepart yang buka.
Melepas kerinduan bertemu orangtuanya di Ciamis setelah dua tahun tidak mudik, harus dibayar mahal dan perjuangan luar biasa dengan apa yang menimpanya ketika itu.
Baca juga: Risiko Sopir Bus, Antar Penumpang Mudik Sementara Dirinya Tidak Bisa Pulang Kampung
"Dua tahun engga merasakan lebaran di kampung, ibu kadang suka main ke Karawang tapi kan beda di kampung banyak keluarga dan teman-teman yang sudah lama enggak ketemu pastinya suasana lebarannya beda, " kata Hamjah melalui sambungan telepon, Senin (9/5/2022).
Dia mengingat kembali kisah perjalanannya yang bisa dikatakan menjadi nasib apesnya.
Tepat di hari Sabtu (7/8/2022), sekitar Pukul 13.00 WIB. Hamjah siap untuk kembali ke Karawang dari kampungnya di Desa Budiasih, Kecamatan Sindangkasih, Ciamis.
Karena harus kembali bekerja pada hari Seninnya.
Baca juga: Satu Orang Meninggal dan 10 Pelanggaran Lalu Lintas di Kawasan Puncak Selama Mudik Idul Fitri 2022
Ia pun berboncengan dengan teman satu kampungnya Ujang menggunakan sepeda motor Vixion.
Hamjah bercerita baru mulai perjalanan baliknya satu kilometer dari rumah, ban motornya kemudian kempes dan sobek.
Terpaksa ia harus menganti ban motor.
"Masih di kampung, sudah ganti ban. Punya uang Rp300 ribu. Ganti ban Rp200 ribu, " kata Hamjah.
Baca juga: Arus Balik Mudik Ramai Lancar, One Way Diberlakukan Hanya 4 Jam
Setelah ganti ban motornya, perjalanannya Hamzah pun terasa lancar.
Tapi sesampainya di Wado, Sumedang hujan mulai mengguyur.
Ia meneduh kurang lebih satu jam.
Kemudian melanjutkan perjalanannya kembali, tak lama setelah itu pun hujan kembali mengguyur hingga meneduh selama 1,5 jam.
Baca juga: Transjakarta Sediakan Bus Gratis Sambut Kepulangan Pemudik di Terminal Pulo Gebang
Sesampai di wilayah Subang, nasib apes atau sialnya mulai dirasakan.
Usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) di POM Bensin, tiba-tiba motornya mogok di perbukitan Cimanggu, Subang, pada pukul 17.00 WIB.
Ia pun mencari bengkel dengan tetap mengendarai motornya tanpa menghidupkan mesin, beruntung kala itu jalanan turunan hingga memudahkan mencari bengkel.
"Baru satu kilometer, ketemu bengkel tapi tutup. Cari lagi di depannya langsung diperbaiki tapi ternyata ada komponen yang harus diganti, tapi di bengkel itu engga ada komponennya," katanya.
Baca juga: Tidak Sekedar Tempat Istirahat Biasa, Bekas Pabrik Gula Hingga Wahana Bermain di Rest Area Km 260 B
Karena itu, Hamjah bersama tukang bengkel itu mencari toko sparepart akan tetapi tidak ada yang buka karena hari sudah menjelang malam dan masih suasana lebaran.
Hamjah dan Ujang pun kemudian memilih untuk menginap di sekitar bengkel yang dikelilingi hutan.
Gerimis terus mengguyur, jam menunjukkan Pukul 21.00 WIB.
Mereka kemudian menginap di bale depan kandang ayam milik warga yang ditinggal mudik tak jauh dari bengkel tempat motornya diperbaiki.
Baca juga: Melihat Sisa-sisa Kejayaan Pabrik Gula di Desa Banjaratma yang Kini Menjadi Rest Area 260B
Disitulah kesetiaan Ujang teruji dan tetap menemaninya meskipun sudah diminta untuk pulang duluan menggunakan bus.
"Saya sudah minta Ujang untuk pulang naik bis. Tetapi dia enggak mau, katanya berangkat bareng harus pulang bareng. Untungnya Ujang enggak tega buat ninggalin, " katanya.
Sepanjang malam Hamjah hanya merenung.
Sementara Ujang sudah terlelap tidur.
Baca juga: Pemudik Jika ada Masalah bisa Langsung Komunikasi ke Nomor Lapor Pak Kapolres, ini Kontaknya
Ia baru bisa tidur pada Pukul 06.00 WIB saat matahari mulai terbit.
Pada Pukul 08.00 WIB, pintu kios bengkel yang tak jauh dari kandang ayam tempatnya tidur terbuka.
Hamjah pun terbangun, ia segera menemui pemilik bengkel untuk segera memperbaiki motornya.
Tak lama pemilik bengkel, segera mengganti sejumlah sparepart mesin motor Hamjah.
Baca juga: Puncak Arus Balik Mudik Lebaran Bakauheni-Merak Terjadi Kemarin, Dengan 160 Ribu Penumpang
Mesin motornya kembali hidup.
Hamjah dan Ujang merasa lega walau harus merogok kocek hingga Rp 420 ribu.
Kemudian mereka pun langsung melanjutkan perjalanan.
Tetapi baru 4 kilometer perjalanan dari bengkel, motornya kembali mogok.
"Apes banget, baru 4 kilometer motor sudah mogok lagi, " katanya.
Baca juga: Selama Arus Balik, Tidak Semua Dermaga di Pelabuhan Merak Dapat Langsung Bongkar dan Muat Pemudik
Ia kembali ke bengkel semula.
Hamjah kemudian naik angkot ke bengkel untuk menjemput montir agar mendorong kembali motornya dengan Ujang yang sudah menunggu di bawah.
"Saya bilang ke bengkel, kita sudah enggak punya uang lagi untuk biaya perbaikan. Ini kan baru 4 kilometer terus mati lagi. Akhirnya pihak bengkel ngasih ganti sparepart lagi, asal nambah Rp150 ribu. Kalau dihitung sudah habis spartpart sama ongkos sekitar Rp1 jutaan. Untungnya ada Ujang yang membawa uang, " katanya.
Pasalnya, Hamjah dari kampung halamannya hanya membawa uang Rp 300 ribu, itupun sudah dipotong ganti ban baru saat masih di kampung seharga Rp 200 ribu.
Baca juga: Bripka Didin Polantas Polres Karawang Kawal Pasien Kanker Terjebak Macet di Arteri Hendak ke Jakarta
Sanking tidak ada uangnya lagi, bahkan Hamjah terpaksa membuka amplop THR dari saudara-saudaranya di Ciamis yang seharusnya untuk anaknya di Karawang.
"Ya kan saya lapar, dibukain aja tuh amplop si Haris (anaknya) dari bibi-bibi dari saudara di kampung," katanya.
Siang hari setelah mesin motornya Hamjah kembali hidup.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah di Karawang.
Tepat di Pukul 17.00 WIB, mereka akhirnya sampai di rumah setelah perjalanan selama 28 jam dari Ciamis dengan penuh perjuangan dan lika-liku kesialan. (MAZ)