PPDB

Antisipasi Orangtua pada Sistem Zonasi dan Umur yang Masih Diterapkan Dalam PPDB Tahun ini

Penulis: Gilar Prayogo
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi anak sekolah

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Sistem zonasi dan umur masih diterapkan dalam PPDB tahun ini.

Beberapa orangtua sudah mengantisipasi dari kebijakan ini.

Namun yang lainnya nampak khawatir akan sistem yang diterapkan.

"Karena saya pindah ke Cijantung dan Kartu Keluarga (KK) masih di Cijantung 2, jadinya agak sulit mendapatkan yang terdekat. Ya itu termasuk kendala yang saya hadapi untuk sistem zonasi," ujar Erna, wanita berusia 37 tahun saat dihubungi oleh Wartakotalive.com, Senin (16/5/2022).

Baca juga: Pembuatan Akun PPDB Jenjang SMA Dimulai 30 Mei, Pendaftaran SMK Tanpa Jalur Zonasi

"Selain itu untuk umur juga beberapa sekolah menerapkan usia minimal masuk," imbuhnya.

Erna menceritakan beberapa sekolah masih menerapkan batas minimum usia.

Tetapi setiap sekolah mempunyai batas minimum umur yang berbeda-beda.

Dirinya merelakan anaknya bersekolah di tempat yang jauh dari rumahnya, karena masih memakai zona sebelum berpindah ke tempat yang baru.

Baca juga: Pembuatan Akun PPDB Segera Dimulai, Persaingan Keras Akan Terjadi di Jalur Zonasi

"Ya sebenarnya bersekolah dekat dengan rumah lebih enak, karena ongkos tidak mahal dan masih bisa dipantau. Tetapi karena suratnya masih di Cijantung 2, jadinya tidak bisa bersekolah di dekat rumah," ucapnya.

Wanita dua anak ini mengatakan sistem zonasi termasuk membantu dalam memilih di sekolah bagi anaknya.

Dirinya bisa memilih sekolah sesuai dengan ekonomi yang dimilikinya serta membayar keperluan sehari-hari dari anaknya.

"Memilih sekolah dengan sistem zonasi membantu saya untuk menyesuaikan dari segi ekonomi dan keperluan sehari-hari anak saya. Jadi keuangan bisa dialihkan untuk membeli keperluan sekolah serta seragam sekolah," ucapnya.

Baca juga: PPDB Jenjang SD-SMP di Kabupaten Bogor Dibuka Bulan Juni 2022, Ini 4 Jalur Seleksinya

Erna menceritakan bahwa untuk keperluan sekolah, dirinya sudah menabung dari jauh hari untuk menyeimbangkan ekonominya.

"Alhamdulillah kalo keperluan untuk masuk sekolah sudah dipersiapkan dari tabungan sebelumnya. Ya paling untuk menyesuaikan dari bayaran sekolah. Makanya sistem zonasi meringankan sedikit lah ekonomi saya," ucap wanita berusia 37 tahun.

Wanita dua anak ini melanjutkan ceritanya terkait dengan lingkungan sekolah yang dipilih.

Selain memilih dari segi ekonomi, dirinya juga mencari sekolah dengan lingkungan yang baik.

Baca juga: Kantin dan Ekstrakulikuler di Sekolah Kota Tangerang belum Dioperasikan Kembali saat PTM 100 Persen

"Ya selain ekonomi, lingkungan sekolah juga harus dipikirkan. Soalnya untuk menjaga anak saya dari pergaulan yang kurang baik," ujarnya.

Lingkungan yang baik menurut Erna adalah mampu mensupport anaknya untuk menjadi lebih baik.

Kemudian mendapatkan teman-teman yang rajin dalam belajar.

"Lingkungan yang baik untuk anak adalah yang mampu mensupport agar lebih baik kedepannya. Kemudian teman-temannya adalah anak yang rajin dalam belajar serta membuat anak saya berteman dengan anak yang baik," katanya.

Baca juga: Disdik DKI Tepis Kabar Jadwal Masuk Sekolah Diundur, Pelajar kembali Beraktivitas pada 12 Mei 2022

Dirinya mengaku akan mensupport anaknya untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Caranya dengan memberikan pelajaran tambahan di luar sekolah.

Seperti les untuk mata pelajaran yang dirasa kurang menguasai.

Tanggapan tentang penerimaan siswa baru juga diberikan oleh Fitri, seorang ibu satu anak.

Baca juga: Cerita Oman yang Menjadi Pendiri dan Satu-satunya Guru di Sekolah Kelas Jauh di Kampung Cilele

Sistem zonasi membantu dirinya untuk mengawasi buah hatinya yang bersekolah. Fitri merasa sistem zonasi membuat dirinya mudah mengawasi pergaulan dan bolos sekolah.

"Ya sistem zonasi membuat saya lebih mudah mengawasi pergaulan putra saya. Bagian terpenting adalah untuk mengawasi dia agar tidak bolos sekolah," ucapnya

Selain dekat agar mudah diawasi, ia memilih sekolah dari segi ekonomi dan lingkungan yang baik.

"Saya memilih sekolah dilihat dari bayarannya, karena ekonomi tidak bisa untuk mencari yang mahal. Selain dari ekonomi, lingkungan menjadi pertimbangan paling penting untuk memilih sekolah," kata wanita berusia 34 tahun.

Baca juga: Pemkot Tangerang Wacanakan Pecat Kepala Sekolah yang Siswanya Terlibat Tawuran

Menurutnya lingkungan termasuk bagian terpenting untuk tumbuh kembang anaknya.

Lingkungan yang mempunyai guru yang ramah serta teman-teman yang mempunyai tata krama baik.

"Lingkungan yang baik itu menurut saya adalah guru yang ramah, punya teman yang tata krama yang baik dan punya sopan santun terhadap guru serta orang tuanya," ucapnya.