Berita Jakarta Raya

Begini Sejarahnya Orang Dengan Marga Al Idryus Disegani di Kampung Pulo Jatinegara

Penulis: Miftahul Munir
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur sedang membersihkan rumah pascabanjir pada banjir tahun 2020

"Jadi kenapa di sini jadi banyak pemukiman, awalnya itu buyut saya dibantu sama warga terus bikinlah bangunan untuk berteduh akhirnya lama kelamaan banyak warga yang bikin serupa karena kan lahan ini harus menghasilkan untuk Belanda," jelasnya.

Habib Soleh Al Idryus, salah satu keturunan orang pertama di Kampung Pulo menceritakan sejarah di Jaman Penjajahan Belanda Sabtu (2/7/2022). (Tribun Tangerang/Miftahul Munir)


Sekira tahun 1900an, tanah di Kampung Pulo mulai banyak warga yang bermukim dengan membuat bangunan dari kayu atau bilik.

Kemudian juga ada benteng Belanda dengan nama sumur bor dan Habib Soleh sempat merasakan bermain di sana.

Namun saat ini, benteng Belanda sumur bor sudah diambil alih oleh pendatang China dan ia tak mengetahui lagi apakah masih ada atau tidak.

Padahal itu adalah saksi bisu dari perjuangan melawan penjajah Belanda dan ia berharap masih terawat.

Baca juga: Sepasang Kekasih Gasak Motor di Kampung Belimbing Kosambi Ditangkap Polisi


"Kalau enggak salah sekarang sudah dijadikan rumah, saya itu ngalamin (sumur bor benteng Belanda), sampai dibongkarnya juga ngalamin, tapi saya enggak paham saat itu ternyata punya pemerintah," ucapnya.

Kemudian, kali di seberang rumahnya dari jaman penjajahan Belanda sampai 1980an jadi tempat mandi kuda.

Para pemilik kuda dari berbagai Kecamatan di Jakarta Timur membawa ke kali tersebut termasuk delman.

"Jaman itu yang punya kuda jago-jagoan saja tuh, kaya si Banteng, tapi orang sini sama agama tuh kentel banget," jelasnya.
 

Tahun 1990 pernah alami banjir setinggi tiga meter dan musibah banjir

Dataran tanah Kampung Pulo ternyata sejajar dengan Kali Ciliwung yang tepat dekat pemukiman warga sekitar.

Bahkan, Habib Soleh pernah merasakan mengungsi ketika banjir besar melanda pemukimannya hingga ketinggian tiga meter.

Namun pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan perbaikan demi warganya tak alami banjir lagi.

Baca juga: 7 Pelaku Aksi Tawuran Antar Kampung 3 di Antaranya Ditetapkan Jadi Tersangka


"Terakhir tahun 2007 itu banjir sampai ke atap, buat mengungsi di lantai dua juga enggak karena tinggi banget banjirnya," jelasnya.

Kemudian, musibah kebakaran yang terjadi di wilayah rumahnya pernah terjadi yang besar ketika ia masih berusia satu tahunan.

Halaman
1234