TRIBUNTANGERANG.COM, SERANG -- Kejadian tertabraknya odong-odong dengan kereta di perlintasan kereta Silebu pada Selasa (26/7/2022) membuat warga sekitar bahu membahu agar kejadian itu tak terulang lagi.
Selain membantu keluarga korban kecelakaan, warga juga membuat palang pintu perlintasan secara swadaya, dan membuat piket untuk menjaga palang pintu tersebut.
Ada pula emak-emak yang meminta sumbangan untuk opersional perlintasan tersebut.
Pasalnya penjaga perlintasan kereta api itu juga swadaya dan tidak ada yang memberikan imbalan.
Emak-emak warga Kampung Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, berpakaian ala Dinas Perhubungan Kabupaten Serang, untuk meminta sumbangan dari pengendara yang melewati perlintasan kereta api yang menjadi lokasi insiden odong-odong maut yang menewaskan 10 orang.
Pantauan Tribuntangerang.com, Minggu (31/7/2022) emak-emak tersebut mengenakan pakaian rompi berwarna orange bertuliskan 'DISHUB' di bagian belakang.
Selain itu, topi khusus masinis atau pengemudi kereta api juga digunakan oleh emak-emak yang berdiri di dekat perlintasan rel kereta api.
Sambil bergantian dengan warga lainnya, emak-emak tersebut berdiri mengharapkan pemberian sumbangan dengan memegang sebuah kardus air mineral berwarna cokelat.
Baca juga: Penjaga Palang Pintu Kereta di Silebu Libatkan 4 Orang Tanpa Gaji
Aksi emak-emak itu dilakukan, pasca didirikannya palang pintu perlintasan kereta api jurusan Merak - Rangkasbitung di Desa Silebu.
Dua palang pintu kereta api itu terpasang di dua sisi pada Jalan Pasar Silebu itu.
Palang pintu tersebut menggunakan besi berukuran kecil dengan dicat berwarna merah putih khas bendera Indonesia, dengan rambu lalu lintas hati-hati.
Polisi tidur berukuran sedang juga dipasang di dua sisi badan jalan, menuju perlintasan kereta api itu.
Baca juga: Ngeri Kecelakaan! Odong-odong Berseliweran di Jalan Raya Cilincing Berdampingan dengan Truk Trailer
Baca juga: Trauma Saksi Mata Kecelakaan Odong-odong, Tak Bisa Tidur, Makan, hingga Takut Melihat Kereta
Enam buah barier berwarna orange juga diletakan pada dua sisi badan jalan dan di tengah perlintasan kereta api.
Saat kereta hendak melintas, dua orang penjaga pintu perlintasan yang berjaga akan langsung menurunkan masing-masing palang pintu secara manual.
Palang pintu kereta api itu dinaikan ataupun diturunkan dengan menggunakan tali yang terpasang dan tiang kecil yang berada di sisi lainnya, untuk kemudian dikerek.