TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Cuaca panas di Jakarta membuat es jadi pelepas dahaga yang nikmat.
Seorang pria berkulit putih dan berkaos abu-abu tengah sibuk melayani pembeli es campur di Jalan Dwiwarna Raya, Kelurahan Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2022).
Pembelinya cukup ramai, dari kalangan menangah bawah sampai atas. Rata-rata yang datang, selalu memilih menu utama yaitu es campur gula merah, santan dan susu.
Di dalam es campur spesial itu ada 12 toping seperti cendol, agar-agar, sari kelapa, kacang merah, kacang hijau, alpukat, cincau, buah leci, kolang kaling, jelly, selasih dan mata.
Pemiliknya bernama Suyanto warga asal Pontianak dan sejak remaja sudah membantu tetangganya berjualan es campur.
Selama berjualan es campur, Suyanto menyisihkan sedikit uangnya demi membuka usaha serupa.
Tapi ia enggan berjualan di Pontianak, karena di sana harga jualnya sangat rendah kisaran Rp25 ketika itu.
Tahun 1980, Suyanto memutuskan pergi ke perantauan kota Jakarta seorang diri, bermodalkan uang tabungan.
Ia kemudian mencari tempat untuk berjualan es campur di ibu kota.
Melihat ada lahan kosong di jalan Dwiwarna Raya, lelaki 62 tahun itu membuat bangunan dari kayu untuk menaruh perlengkapan dagang.
Ia juga sudah menyiapkan nama untuk kios berukuran 3x3 meter yaitu 'Ko Acia' yang artinya koh makan atau koh beli.
Baca juga: Gorengan jadi Menu Favorit Masyarakat Indonesia, Berbalut Tepung Lebih Nikmat
Pertama kali berjualan di sana, es campurnya hanya ada enam toping saja seperti, tape, agar-agar, jeli, cendol, sari kelapa dan cincau.
Satu porsi es campur diharga Rp100. Sayangnya, tiga tahun pertama berjualan ia mengalami kemalangan.
Dalam sehari, hanya menjual 10 sampai 15 mangkuk saja.
Belum lagi, preman wilayah Mangga Besar selalu datang bergantian, meminta minum es campur gratis di tempatnya.