Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Masjid Istiqlal Dibangun Selama 17 Tahun, Didesain Orang Batak Bermarga Silaban

Penulis: Desy Selviany
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Istiqlal, saat digunakan untuk salat Idul Fitri pada Senin (2/5/2022).

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Masjid Istiqlal menjadi masjid kebanggaan umat muslim Jakarta bahkan Indonesia.

Masjid yang terletak di Pusat Kota Jakarta itu erat kaitannya dengan Sejarah Jakarta. 

Pada Sejarah Masjid Istiqlal, masjid tersebut digagas oleh Menteri Agama RI pertama KH Wahid Hasyim yang juga merupakan ayah dari Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. 

Selain itu beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia. 

Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim, selaku Menteri Agama RI pertama bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan. 

Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Ir. Soekarno.

Mendengar usul tersebut ternyata mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari Presiden Soekarno.

Kemudian sejak tahun 1954 oleh panitia diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal, dan beliau juga menjadi ketua dewan juri untuk menilai sayembara market Istiqlal.

Penentuan Lokasi Masjid Istiqlal

Penentuan lokasi Masjid sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. 

Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran. 

Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu disekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung.

Selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit. 

Baca juga: Sejarah Jakarta, Terungkap Total Berat Emas Murni yang Lapisi Tugu Monas

Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda.

Halaman
1234