Tito : Iya. Alhamdulillah itu lebih efektif dan kebetulan handphone itu juga saya pegang langsung. Yang pegang handphone saya, jadi kalau ada pertanyaan pembuatan paspor berapa hari, kalau pengaduan alhamdulillah bisa diatasi.
Tribun : Jadi HP itu langsung Pak Tito yang pegang bukan staf?
Tito : Bukan. Tapi langsung saya yang pegang.
Tribun : Wah keren. Pertanyaan itu kadang-kadang sampai sore atau malam, apa nggak mengganggu Pak Kepala?
Tito : Enggak Pak, emang HP 24 jam saya yang pegang karena dengan adanya pengaduan atau informasi kita bisa lebih cepat mengoreksi pelayanan kita, terus sikap dan petugas kami, anggota saya per 1 Desember 2022 ini mencapai 824 orang.
Baca juga: Menghina dan Melecehkan Petugas Imigrasi Bandara Soetta, Pasangan WNA Australia-Jepang Dideportasi
Tribun : Oh, staf Bapak 24 orang satu kantor ini?
Tito : Iya. Kantor Imigrasi dan pemeriksaan imigrasi sehingga kalau tidak membuka diri terhadap masyarakat ya repot juga kan. Dimana lagi masyarakat bisa melapor kalau tidak ada tempat nomor pengaduan tersebut.
Tribun : Keren. Artinya, Bapak sendiri yang mengendalikannya. Untuk urusan imigrasi umumnya, orang hendak berpergian keluar negeri ini sama seperti dengan pelayanan umum seperti di kabupaten/kota, ada disdukcapil. Tapi bedanya disdukcapil segala kelas orang orang sedangkan orang berpendidikan tinggi akan berpergian keluar negeri melalui imigrasi. Dan, melalui nomor telepon itu banyak tidak kritik, ada omelan tidak?
Tito : Ya. Alhamdulillah kritik-kritik misalnya kritik fasilitas sarana, ada. Tapi kalau terkait pelayanan, alhamdulillah tidak ada. Hanya saja, banyak yang menanyakan kapan paspor jadi (selesai). Kemudian, persyaratan membuat paspor bagaimana padahal persyarakatan sudah banyak di sosial media dan masih ada yang bertanya. Kita hadirkan juga di sosial media, buat tutorial persyarakatan.
(m28)