Pilpres 2024

Soroti Gagasan 3 Bacapres, Ray Rangkuti Sebut Anies Baswedan Terlihat Makin Buram

Penulis: Yolanda Putri Dewanti
Editor: Ign Agung Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti.

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menyoroti tiga bakal calon presiden (bacapres) dalam melakukan sosialisasi usai dideklarasikan partai politik pendukungnya.

Diketahui, Anies Baswedan telah dideklarasikan menjadi bakal bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Ganjar Pranowo dari PDIP.

Kemudian Prabowo Subianto kemungkinan besar akan maju dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

"Belum ada satu isu yang menonjol disuarakan oleh ketiga bacapres. Anies masih berputar pada soal isu pembaharuan. Tapi notasinya makin moderat. Alih-alih makin jelas dan jadi pembeda, isu pembaharuan Anies makin terlihat buram. Mungkin karena itu, isu pembaharuan mulai dimoderasi," kata Ray Rangkuti dalam keterangannya, Senin (3/7/2023).

 

 

Selain itu, untuk dua bacapres lainnya yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto juga belum memberikan sentuhan isu baru.

"Tentu saja, masalah kita pasca 2024 bukan hanya soal melanjutkan atau tidak, tetapi juga soal adanya capaian-capaian baru. Dan ide akan melakukan capaian baru ini sama sekali belum tersampaikan," sambungnya. 

 

Baca juga: PKB Optimis Gerindra Tetap Usung Cak Imin Cawapres Prabowo di Pilpres 2024

 

Ray Rangkuti menilai cara tiga bacapres tersebut sengaja menemui pemuka agama, adat, tokoh masyarakat, milenial dan sebagainya untuk membangun citra terlebih dahulu.

"Pemupukan citra masih lebih menonjol. Tentu saja, dengan berbagai cara. Dari silaturahmi di sana-sini, jalan ke sana ke mari, atau ikut kegiatan ini itu. Semua berbau menebar isu ke banyak kalangan. Dari pemuka agama, adat, tokoh masyarakat, milenial dan sebagainya," ungkap dia.

Menurutnya, ha itu dikarenakan memang sekedar memupuk citra, maka tidak terdengar pembicaraan isu yang akan jadi acuan untuk menempatkan mereka dalam satu klaster isu tertentu.

"Pola yang dilakukan oleh ketiga bacapres memang agak berbeda. Ganjar terlihat mengoptimalkan pertemuan-pertemuan masa dari berbagai kalangan khususnya dari kalangan masyarakat bawah, milenial dan pemuda. Ganjar mengadopsi sedikit gaya sosialisasi pak Jokowi. Sekalipun, tentu, tetap dengan gaya masing-masing," jelasnya.

Ray Rangkuti mengungkapkan Ganjar Pranowo memang terlihat paling luwes dalam hal berinteraksi langsung dengan masyarakat.

Anies Baswedan di awal-awal pasca deklarasinya juga melakukan hal yang sama.

Dia bertemu dengan basis massa yang khususnya dekat dengan NasDem.

"Pada basis yang terbaca memang bakal jadi lahan dulang suara Anies. Sesekali, Anies melempar isu kritik atas pola pembangunan ala pak Jokowi di tengah-tengahnya. Baik di dalam forum formal seperti acara partai, atau dalam beberapa wawancara," ungkapnya.

 

Baca juga: Jokowi Cawe-cawe di Pilpres 2024, Anies Baswedan Ungkapkan Kekhawatiran hingga Penjegalan

 

Selain itu, Anies Baswedan juga menulis pokok umum pikirannya di beberapa media.

Tapi, isunya masih sangat umum, yang dapat disebut akan juga disentuh oleh bacapres lainnya. 

"Sedikit agak berbeda dari dua bacapres yang lainnya adalah pak Prabowo. Silaturahmi yang dilakukan oleh beliau terlihat tidak selalu melibatkan massa. Bahkan boleh disebut jarang melibatkan massa. Nampaknya, sosialisasi pak Prabowo banyak didasarkan pada kerja-kerja anggota partai," ucap dia.

Ray menilai hanya sekali dua kali Prabowo bertandang dengan massa yang terfokus.

Dia belum sampai turun ke berbagai aktivitas, pertemuan, atau mengelilingi sentra aktivitas warga. 

Dua aktivitas yang jamak dilakukan oleh dua bacapres lainnya, khususnya Ganjar Pranowo.

Adapun dalam aktivitas itu terdapat aktivitas berbuah 'rujakan', khususnya di kalangan nitizen.

Dua dialami oleh Ganjar dan Anies, belum terlihat dialami oleh Prabowo.

Dua 'rujakan' yang hinggap ke Ganjar adalah kunjungannya ke salah satu masjid di Banten, dan terakhir aktivitasnya menelpon Pj Gubernur DKI soal adanya aduan masyarakat terhadapnya.

Adapun Anies 'dirujak' saat terdapat memakai jet pribadi untuk menghadiri salah satu acara silaturahmi di Sumatera Barat.

"Kedua kala ikut salat Jumat di masjid al Akbar, Surabaya. Tapi, dilihat dari durasi masa sosialisasi, capaian Ganjar yang mendapat dua kali 'dirujak' oleh netizen boleh disebut 'prestasi' dari dua bacapres lainnya," tambahnya.

Anies sudah lebih dari setahun melakukan sosialisasi baru dua kali mendapatkan 'rujakan' medsos. 

Sementara Ganjar baru dua bulan dideklarasikan, mendapat dua kali 'rujakan'. Dalam satu bulan mendapat satu 'rujakan' nitizen. 

 

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Prabowo Menang Mudah dari Ganjar Jika Anies Tak Dapat Tiket Pilpres 2024

 

"Tentu, salah satu yang utama dari aktivitas sosialisasi ini adalah mencari informasi soal dana atau biaya yang dipergunakan selama sosialisasi ini dilakukan. Jelas, tak ada satu infopun yang dapat diakses. Karena memang tak ada satupun alat yang dibuat untuk masyarakat untuk mendapatkan info dimaksud," ucap dia.

Dalam hal ini, semestinya, Bawaslu diharapkan dapat berperan aktif untuk mendorong, bahkan membuat fasilitas bagi aktivit bacapres membuat laporan penggunaan dana sosialisasi mereka, dan tempat di mana publik dapat membaca pengeluaran biaya di maksud.

"Tapi, berharap Bawaslu akan melakukan lompatan besar dalam hal pemastian kwalitas pemilu yang demokratis, jujur, dan transparan seperti berharap bulan tersenyum di langit malam. Tidak akan ada perubahan, apalagi lompatan di Bawaslu. Khususnya di priode yang sekarang. Mereka terlihat seperti petugas Komisi 2 DPR dari pada penjaga demokrasi kita," kata Ray Rangkuti. (m27)