Wanita itu juga berteriak jika telah menemukan bukti-bukti terkait dugaan tempat tersebut sebagai tempat penyalahgunaan narkoba oleh beberapa anak-anak muda.
Video lain juga memperlihatkan plastik kecil yang diduga sebagai tempat membungkus narkoba jenis sabu, temuan ini pun sontak membuat sekitar lokasi menjadi ramai, sorak gemuruh warga pun menyambut saat aksi emak-emak gerebek basecamp narkoba itu.
Seperti dikutip TribunJambi.com, lokasi tersebut dulunya dikenal sebagai tempat lokalisasi pekerja seks komersial (PSK), namun tempat itu kini telah ditutup.
Karena tidak ada pemantauan, kini disinyalir tempat tersebut dijadikan sebagai basecamp narkoba, sehingga dengan kondisi ini masyarakat pun resah hingga aksi emak-emak gerebek basecamp narkoba itu viral di media sosial.
S (38) emak-emak yang ikut dalam aksi tersebut mengatakan, aksi emak- emak tersebut dilakukan lantaran warga Payo Sigadung geram dengan aktivitas transaksi narkotika di sana dan banyak barang warga sekitar sering hilang dicuri.
"Warga sudah resah, karena warga sekitar banyak kehilangan barang. Ada motor, mesin air, handphone, laptop. Kehilangan itu tidak hanya di RT kami saja tapi ada juga ke RT tetangga sejak basecamp sabu itu dibuka," katanya.
Basecamp narkoba itu, diketeahui kurang lebih satu tahun tidak ada aktivitas hingga akhirnya dimanfaatkan sebagai tempat pencandu narkoba, sementara, pihak kepolisian tak kunjung menangkap para penyalahgunaan narkoba tersebut meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.
Target Operasi
Pihak kepolisian Jambi buka suara terkait aksi emak-emak gerebek basecamp narkoba di Jambi, Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan jika lokasi tersebut sebenarnya sudah menjadi sasaran pihak kepolisian, sebab ada dua lokasi yang menjadi sasarannya.
"Jadi ada 2 target operasi (basecamp) di sana. Awalnya yang menangkap 6 orang. Jaraknya 400 meter antara TKP pertama dan TKP kedua ini," ujar Eko Wahyudi, Senin, (24/7/2023).
Adapun 6 orang itu di antaranya, LC, RH, AO, BP, MB, dan MB. Polisi turut mengamankan 1 paket kecil sabu, alat isap, dan pirek.
Eko menjelaskan, saat mereka dibawa ke Polresta Jambi untuk dilakukan pengembangan, tiba-tiba warga menggeruduk basecamp yang tidak disentuh polisi.
Hal ini disinyalir karena ada istri dari salah satu 6 tersangka yang diamankan sebelumnya yang tidak terima suaminya ditangkap.
"Mereka 6 orang ini dibawa ke Polresta Jambi, untuk dilakukan pengembangan. Saat tim mau mendatangi TKP kedua, saat di tengah jalan mendapat informasi emak-emak di RT 5 Rawasari ini sudah mendatangi salah rumah yang disinyalir menjadi tempat peredaran narkoba," jelasnya.
Polisi Beri Apresiasi